Masyarakat dan ASN di Perbatasan Papua Senang Tinggal di Rumah Khusus

radarikn.id
  • Bantuan 100 unit rumah khusus tersebut diperuntukan sebanyak 50 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal antara  perbatasan Indonesia dan Papua Nugini dan 50 unit untuk  para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di wilayah perbatasan
  • Senin, 01 Maret 2021 - 17:38 WIB | Fikri

Papua, GPSIndonesia – Masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tinggal di daerah perbatasan antara Indonesia dan papua Nugini mengaku senang bisa tinggal di rumah khusus yang dibangun oleh Kementerian PUPR. 

Menurut mereka bangunan rumah khusus tersebut tidak hanya bagus dari sisi kualitas bangunan tapi juga lingkungan perumahannya juga tertata dengan baik. 

Salah satu penerima bantuan rumah khusus di daerah perbatasan tersebut adalah Agnes Maryen. Dirinya bersama keluarganya sangat senang dan bahagia karena mendapat rumah khusus yang telah dihuninya sejak tahun 2015. Adanya penataan lingkungan yang baik juga membuat anak-anak dan keluarga yang tinggal merasa betah dan nyaman. 

“Saya sangat senang karena rumahnya sangat nyaman dan lingkungannya juga tertata. Saya juga bekerja tidak jauh dari sini dan rumah ini bisa menjadi tempat istirahat setelah pulang bekerja. Amenai (terima kasih-red ) Kementerian PUPR,” ungkapnya 

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Wilayah Papua I, Faisal Soedarno saat melakukan kunjungan lapangan di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami Kota Jayapura, Provinsi Papua, akhir pekan lalu menjelaskan, pembangunan rumah khusus di daerah perbatasan ini sudah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sejak lama. Untuk hunian yang dihuni oleh keluarga Agnes Maryen merupakan bangunan yang telah dibangun sejak tahun 2015 dan kondisinya sampai saat ini masih cukup baik. 

Bantuan 100 unit rumah khusus tersebut diperuntukan sebanyak 50 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal antara  perbatasan Indonesia dan Papua Nugini dan 50 unit untuk  para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di wilayah perbatasan. 

“Secara umum jumlah rumah yang dibangun di daerah perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini ini berjumlah 100 unit rumah tapak dengan tipe 36 meter persegi. Kami harap para penghuni rumah khusus ini bisa memelihara dan menjaga bangunan ini dengan baik,” terangnya.

 

Leave a Comment