• Kamis, 08 September 2022 - 06:30 WIB | Anugrah

Jakarta, GPSIndonesia -- Desa atau Kampung Namatota, Kec. Kaimana, Kab. Kaimana, Provinsi Papua Barat melakukan pemaparan Lomba Desa dan Kelurahan 2022 Tingkat Regional IV (NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat yang diselenggarakan Ditjen Bina Pemdes Kementerian Dalam Negeri, Rabu, 7 September 2022.

Kampung Namatota merupakan kampung juara perwakilan dari Provinsi Papua Barat. Walaupun berada di ujung Timur Indonesia, Kampung Namatota tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Berbagai keunggulan dihadirkan Kampung Namatota mulai dari pelayanan kampung, hingga daya tarik pariwisata dan perikanan.

"Kampung Namatota tidak hanya baik dalam pelayanan, tapi juga mempunyai pariwisata yang menjadi saya tarik, selain itu, Kampung Namatota juga unggul di bidang perikanan. Ini menjadi model untuk kampung di Kaimana bisa terpacu, kampung bisa bersih, indah dan menarik," ujar Bupati Kaimana Freddy Thie.

Menurut Freddy, Kampung Namatota juga dikenal dengan kampung yang penuh toleransi. Walaupun kampung ini mayoritas penduduknya beragama Islam tetapi di kampung ini terdapat sekolah Kristen.

"Di Kampung Namatota toleransi sangat baik tidak membedakan agama," ungkap Freddy.

Kampung Namatota juga pada 2021 masuk 100 besar Desa wisata Nasional, dan pada tahun 2022 ini ditargetkan bisa masuk 50 besar.

Freddy berharap Kampung Namatota bisa juara dalam Lomba Desa dan Kelurahan 2022 sehingga ke depan akan merangsang Kampung lain di Kaimana maupun Papua Barat untuk menata diri menjadi lebih baik.

"Semoga Kampung Namatota bisa menjadi juara dan akan merangsang kampung di Kaimana lainnya dipacu untuk menata lebih baik" kata Freddy.

Setelah pelaksanaan Lomba kampung ini, Freddy mengatakan akan terus membenahi Kampung Namatota agar semakin baik. Ada 4 program yang akan segera dijalankan di Kampung Namatota.

"Kita tidak hanya berhenti di sini, ke depan ada 4 program yang akan dijalankan. Pertama program Rp 4 Miliar untuk rehab rumah. Kedua, program air bersih kita intervensi dengan anggaran Rp1,7 Miliar. Ketiga, program Papua Trans mengenai masalah listrik. Keempat ada Tower Telekomunikasi," jelas Freddy.