Diskusi Kritis Institute IPMI: Menjadikan AI Sebagai Kekuatan Pendorong Pembangunan Berkelanjutan

radarikn.id
  • Acara Diskusi Kritis berjudul "AI Revolution Meets Sustainability: Driving Impact in 2025" di Institute IPMI, mengeksplorasi bagaimana AI dapat mengubah lanskap keberlanjutan dengan narasumber para pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan akademisi untuk membahas strategi berbasis AI untuk praktik bisnis, seperti bagaimana sistem yang didukung AI dapat meminimalkan jejak karbon dan meningkatkan efisiensi.
  • Rabu, 19 Februari 2025 - 23:15 WIB | Indra

Jakarta, RADARIKN — Artificial intelligence (AI) tidak lagi sekadar alat untuk efisiensi. Sekarang ia berpotensi menjadi kekuatan pendorong pembangunan berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan ekonomi, dan sosial, AI dapat muncul sebagai solusi, membantu industri, pemerintah, dan komunitas dalam mempercepat upaya mencapai emisi karbon netral (Net-Zero Emission).

Menyadari pentingnya diskusi kritis ini, para ahli dan pemangku kepentingan berkumpul di acara "AI Revolution Meets Sustainability: Driving Impact in 2025" di Institut IPMI untuk mengeksplorasi bagaimana AI dapat mengubah lanskap keberlanjutan. Acara tersebut mempertemukan pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan akademisi untuk membahas strategi berbasis AI untuk praktik bisnis, seperti  bagaimana sistem yang didukung AI dapat meminimalkan jejak karbon dan meningkatkan efisiensi.

Juga tentang integrasi AI dalam perencanaan kota yang ramah lingkungan dan layak huni. Dibahas juga bagaimana memanfaatkan AI untuk mengurangi limbah, meningkatkan sistem daur ulang, dan mendorong produksi yang bertanggung jawab. Juga memastikan solusi AI dengan tujuan keberlanjutan jangka panjang dan memberikan akses yang adil dan merangkul semua orang.

"AI bukan hanya tentang kemajuan teknologi, ini tentang memastikan bahwa inovasi ini melayani umat manusia dan planet," kata Prof. Eunice Mareth Querol-Areola, Ph.D., HSG, seorang editor dari buku Artificial Intelligence Revolution: Shaping Industries, Cities, and Education in the Digital Era yang telah diterbitkan IPMI Press. Ia juga adalah dekan dari UST Angelicum College, Manila, Philippines.

Acara ini juga menampilkan talk show dan ulasan buku AI Revolution secara mendalam. Selain itu IPMI juga menyediakan kesempatan melalui “Call for Book Chapter” bagi yang ingin mempublikasikan karya-karya untuk tema-tema bisnis dan manajemen lainnya.

Hal ini menunjukkan komitmen Institut IPMI untuk memajukan pengetahuan di bidang inovasi, pembangunan berkelanjutan serta kecerdasan buatan. Peserta mendapatkan lanskap AI yang terus berkembang beserta aplikasi berkelanjutannya.

Selain Prof. Eunice Mareth Querol-Areola, Ph.D. HSG, pembicara lainnya adalah Dr. Achmad Jaka Santos, Mantan Sekretaris Otorita Ibu Kota Nusantara dan Arief Kusuma Direktur Inovasi Bisnis dari Komunitas AI KORIKA.

Artificial intelligence memiliki potensi kekuatan untuk mentransformasi ekonomi. Namun Dr. Achmad Jaka Santos menyatakan bahwa kita harus memastikan bahwa solusi yang didorong oleh AI dapat diakses dan inklusif untuk semua komunitas. “Keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan, ini adalah suatu keharusan,” kata Achmad Jaka Santos.

Sementara itu Arief Kusuma menyatakan, AI dapat mempercepat kemampuan kita untuk memprediksi, mencegah, dan merespons tantangan. “Dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya,”  tegas Arief Kusuma.  

Acara ini didukung oleh LSP MR, Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko yang dipimpin oleh mahasiswa Executive MBA IPMI Institute, Ricardo Pardede. Program ini sejalan dengan komitmen IPMI sebagai kampus anggota United Nation Academy Impact (UNAI) yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs), khususnya SDG 17: Kemitraan untuk Tujuan, dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas.

Melalui inisiatif ini, IPMI Institute bertujuan untuk mempersiapkan pemimpin transformasional untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Seiring dengan kemajuan AI, sangat penting untuk memastikan bahwa inovasi AI ini dilaksanakan secara bertanggung jawab, inklusif, serta beretika. Para pemangku kepentingan di berbagai industri harus bekerja sama untuk memanfaatkan potensi AI dalam menyelesaikan tantangan keberlanjutan.

Moderator, Dr. Amelia Naim Indrajaya yang juga adalah Founder dari Center for Sustainability Mindset and Social Responsibility, CSMSR IPMI, menyimpulkan bahwa jika kita dapat menyelaraskan inovasi AI dengan tujuan keberlanjutan, kita akan menciptakan dunia di mana teknologi dan alam hidup berdampingan dalam harmoni.

Baca Juga :

Leave a Comment