Bobby Nasution, Teganya Dikau...
- Bobby Nasution. Foto: JPNN
Pekerjaan terpahit: Memecat atau mencopot pegawai. Memecat, korbannya kehilangan pekerjaan. Mencopot, korban dimutasi dan penghasilan berkurang. Wali Kota Medan, Bobby Nasution, sudah lima kali mencopot bawahan.
-------------
Pertama, Kepala Dinas Kesehatan Medan, Edwin Effendi, akhir April 2021. Karena, dinilai lamban menangani pendemi Corona. Edwin jadi non-job. Ia pensiun Agustus 2021.
Bobby kepada pers, Jumat 23/4/21) mengatakan: "Ya, dicopot. Masalah COVID-19 sudah saya ingatkan berkali-kali agar gerak cepat. Ini program utama kita. Beliau tetap lambat."
Pencopotan Edwin dikritik anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Romo Muhammad Syafi'i. Ia menyebut, Bobby berbohong soal alasan pencopotan Edwin.
Sebaliknya, Bobby kemudian membalas serangan Romo Syafi'i. Bobby menyebut, Romo Syafi'i membela Edwin. karena Edwin Effendi besan Romo. Membela, karena ada hubungan keluarga.
Kedua, Lurah Sidorame Timur, Hermanto dicopot bersamaan dengan Kasi Pembangunan Dina Simanjuntak. Mereka dicopot, setelah Bobby sidak ke kantor Kelurahan Sidorame Timur, Medan Perjuangan.
Bobby langsung mencopot lurah setempat lantaran diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap warga. Dan, ada buktinya.
Sidak dilakukan Bobby Jumat (23/4/2021). Bobby datang bersama rombongannya ke Kelurahan Sidorame Timur. Karena ada laporan warga yang dipungli petugas kelurahan setempat.
Bobby masuk kantor lurah, dan menjumpai Lurah Hermanto serta Kasi Pembangunan Dina Simanjuntak, akhir April 2021. Bobby mengonterogasi soal laporan warga.
Lurah Hermanto membantah, tak ada pungli. Bobbt menunjukkan bukti. Dikonfrontir begitu, Hermanto akhirnya mengakui, menerima uang dari warga. Bobby pun mencopot Hermanto dari Kasi Pembangunan, saat itu juga.
Ketiga, Kepala Lingkungan (Kepling) XVII Harjosari II dicopot, akhir April 2021. Karena banyak kasus dengan warga. Bobby membawa bukti-bukti hukum.
Bobby kepada wartawan, 23 April 2021, mengatakan: "Kepala lingkungan ini kasusnya banyak sekali di Lingkungan XVII. Semuanya ada 3 pelapor yang melapor kepada saya. Sudah sampai di atas Rp 2,5 juta per orang itu yang sudah diambil."
Keempat, Camat Medan Maimun, Yasir Rizka dicopot, awal Juli 2021. Karena, diduga penyelewengan wewenang.
Bobby kepada pers di Balai Kota Medan, Senin (5/7/2021) mengatakan: "Sementara saja dicopotnya, karena memang lagi ada kebutuhan dari Inspektorat untuk melakukan sesuatu hal. Ini kita berhentikan tugasnya sementara."
Kelima, terbaru, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Medan, Armansyah Lubis, dicopot, Senin (4/10/2021). Karena, meminta jatah dana CSR (Corporate Social Responsibility) alias dana hibah wajib bagi perusahaan.
Kepala Badan Kepegawaian Kota Medan, Zain Noval, konfirmasi wartawan, Senin (4/10/2021) mengatakan: "Iya benar. Yng bersangkutan (Armansyah) dicopot, dipindahkan menjadi Kabid di Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan."
Berarti, Armansyah turun jabatan dari Kadis jadi Kabid. Yang otomatis turun gaji dan tunjuangan. Juga catatan kinerja buruk.
Posisi Armansyah Lubis sebagai Kadis LH Kota Medan digantikan Zulfansyah, yang sebelumnya Kadis Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan. Pencopotan Armansyah disebut sesuai dari rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Bobby: "Saya sudah tegur yang bersangkutan. Nggak ada yang seperti itu."
Tidak banyak, pejabat publik Indonesia yang jadi Si Raja Tega, seperti Bobby. Dulu, ada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mencopot lebih dari 1.000 pejabat di lingkungan Pemprov DKI. Melelang jabatan Camat dan Lurah.
Kini, Ahok jadi Komisaris Utama rangkap Komisaris Independen Pertamina. Tidak bisa mencopot atau memecat pegawai, sebab fungsi komisaris pengawasan.
Ada, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Memecat aparat pejabat Dinas Perhubungan di Jembatan Timbang. Ketika Ganjar sidak, ia menemukan ada pungli. Sopir truk bermuatan melebihi tonase menyogok petugas Jembatan Timbang. Petugasnya langsung dipecat Ganjar.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini, ketika jadi Wali Kota Surabaya, juga terkenal sebagai Raja Tega.
Semua Raja Tega tidak disukai mayoritas pegawai Indonesia, baik negeri maupun swasta. Karena, Raja Tega mencegah korupsi.
Sebaliknya, korupsi sudah jadi penghasilan sehari-hari mayoritas pegawai kita. Berarti, Raja Tega mengurangi (bahkan menghilangkan) penghasilan koruptor. Sehingga pasti dimusuhi.
Jangankan memecat pegawai korup (yang pasti melawan), memecat pegawai in-disipliner atau kinerja buruk, pun sulit. Bukan hanya di Indonesia, tapi universal.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, ada pengacara khusus tukang pecat pegawai negeri atau swasta. Raja Tega Profesional. Namanya, Gregory S. Glickman. Berkantor di Gedung Exchange Place, New York. Jadi, kalau ada bos atau pejabat mau mecat bawahan, bisa menyewa jasanya.
Dikutip dari jurnal ilmiah Harvard Business Review, 3 Februari 2016, Glickman membagikan sedikit teknik memecat pegawai secara face to face. Begini: “Pesan (kata-kata) harus langsung dan lugas,” katanya.
Glickman: "Jangan pernah ungkapkan alasan di balik keputusan itu. Katakan, bahwa, alasan pemecatan ada di file HRD yang nantinya akan diberikan. Karena, mengungkapkan alasan, bisa memicu perdebatan, bahkan perkelahian. Juga, bakal jadi rumor negatif di kantor. Karena bakal disebarkan dengan dibumbui hal yang tidak benar.
Glickman mencontohkan ucapan Raja Tega kepada pegawai yang dipecat, begini:
“Diane... Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, bahwa mulai sekarang Anda tidak lagi menjadi bagian dari organisasi kami. Saya tidak bisa merinci alasan, karena itu informasi rahasia. Juga, saya ingin memastikan privasi Diane. Jika Anda memiliki saran tentang cara meminimalkan dampak in-disipliner pegawai, Diane, beri tahu saya.”
Orang yang dipecat, seketika kaget, dilanjut jadi panik. Meskipun, sebelumnya sudah diberi peringatan beberapa kali.
Orang yang dipecat, langsung membayangkan bahwa nafkah untuk ia dan keluarganya bakal segera habis. Nol. Bayangan kesulitan hidup sekeluarga, langsung di pelupuk mata. Itu sebabnya, ia bisa gelap mata.
Kepada Raja Tega, Glickman menyarankan: "Bersikaplah tenang, sopan, hormati orang yang Anda pecat. Kalau perlu, rangkul dia sebagai tanda persahabatan. Tapi, jangan menjanjikan apa-apa."
Setelah persoalan dengan orang yang dipecat selesai, persoalan berikut adalah: Menenangkan semua pegawai di kantor.
Sebab, meskipun karyawan lain tahu bahwa Diane dipecat karena in-disipliner, yang berarti melanggar aturan, betapa pun teman kerja akan membela Diane.
Glickman menyarankan Raja Tega bicara ke seluruh karyawan, begini: “Pekerjaan Diane telah dihentikan. Saya tidak akan membahas semua detailnya, tetapi saya mengatakan bahwa Diane bertindak melanggar aturan. Kami tidak mentolerir itu.”
Setelah dua tahap itu selesai, tinggallah tahap terakhir: Mengatasi pekerjaan menumpuk yang ditinggalkan Diane.
Harus secepatnya dicarikan pengganti. Sementara, dibebankan ke pegawai yang ada. Untuk waktu sekitar tiga bulan. Sampai muncul pegawai rekrutan baru, pengganti Diane.
Orang Amerika punya langkah yang begitu taktis. Tegas, tapi punya empati. Dan, itu cocok diterapkan di negara mereka, yang jumlah pengangguran dan orang miskin, tidak banyak.
Mungkin, tidak cocok di Indonesia. Walaupun teori itu bisa berguna di sini.
Bobby Nasution, bukan hanya mencopot bawahannya. Tapi juga membersihkan pungli di PD Pasar Medan.
Pungli pasar ada di parkir, jasa keamanan, sampah, bahkan terang-terangan 'uang jago'. Memeras pedagang. Pelakunya preman pasar. Didukung, atau diduga setoran, ke pejabat pemerintah.
Bobby, usai meninjau vaksinasi Corona di Medan Johor, Selasa (5/10/2021) kepada pers, mengatakan:
"Pokoknya yang saya katakan pungli, bukan hanya dari jajaran pemerintahan, tapi juga preman, atau orang yang tidak berkepentingan yang meminta minta uang ke pedagang."
Dilanjut: "Saya sudah sampaikan kepada jajaran direksi (PD Pasar) yang baru. Mulai dari sampah, kamar mandi, kebersihan, parkir, jangan ada pungli. Baik dari internal maupun eksternal."
Pedagang pasar gembira. Rakyat pastinya mendukung Bobby. Menantu Jokowi ini berani, yang berarti ia bersih dari korupsi. Tapi, ia pasti dimusuhi para penjahatnya. Semoga Bobby tabah.
Leave a Comment