
Waskita Karya Kembali Dapat Kontrak Rp238,86 Miliar, Garap Proyek Tambak Budidaya Ikan Nila Salin

- PT Waskita Karya (Persero) Tbk kembali mendapatkan kontrak baru senilai Rp238,86 miliar. Kontrak tersebut berupa Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Penyelesaian Modelling Budidaya Ikan Nila Salin di Eks Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang, Jawa Barat.
Jakarta, RADARIKN -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk kembali mendapatkan kontrak baru senilai Rp238,86 miliar. Kontrak tersebut berupa Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Penyelesaian Modelling Budidaya Ikan Nila Salin di Eks Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang, Jawa Barat.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, pembangunan proyek ini bertujuan meningkatkan produksi ikan nila salin. Dengan begitu, dapat memenuhi permintaan tinggi dari pasar lokal dan pasar ekspor.
“Diharapkan budidaya ikan nila salin dapat dikembangkan serta dicontoh oleh masyarakat pembudidaya, khususnya yang berada di Pantura (Pesisir Utara) Jawa. Pasalnya, saat ini masih banyak tambak terbengkalai atau idle, sehingga perlu dimanfaatkan,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Selasa (9/9/2025).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, masih terdapat sekitar 78 ribu hektare (ha) tambak idle di kawasan Pantura Jawa. Pemerintah berencana merevitalisasi lahan tersebut untuk menggenjot produktivitas perikanan, terutama nila salin.
Pada proyek konstruksi budidaya nila salin di eks TIR Karawang, kata Ermy, nantinya terdiri dari kolam pembesaran seluas 230 ha dan kolam pembenihan dengan luas kurang lebih 36 ha. Kemudian dilengkapi automatic feeder sebanyak 102 unit, rumah jaga tambak enam unit, rumah genset 20 unit, serta penangkal petir sebanyak 16 unit.
Ia melanjutkan, budidaya ikan nila memiliki beragam potensi ekonomi. Tidak hanya diminati pasar, tapi juga membuka peluang produksi pakan ikan yang lebih banyak.
“Budidaya ikan nila salin diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Maka akan mendorong kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” tuturnya.
Budidaya ini, lanjut dia, mampu mengurangi dampak terhadap lingkungan. Hal itu karena, ikan nila salin memanfaatkan daerah berair payau dan mempunyai Feed Conversion Ratio (FCR) lebih rendah, sehingga mengurangi beban ekosistem lokal.
“Sebagai BUMN Konstruksi yang berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun berbagai infrastruktur di Tanah Air, Waskita Karya terus berinovasi dalam mengerjakan proyek, termasuk pada pembangunan budidaya ini. Salah satunya dengan menggunakan geomembran sebagai dasar kolam budidaya,” tutur Ermy.
Penggunaan geomembran bertujuan untuk menciptakan lingkungan kedap air yang stabil, menjaga kualitas air, dan meminimalisir kontaminasi tanah. Material ini turut mencegah kebocoran, mengurangi risiko luka pada ikan, memudahkan pembersihan, mengontrol suhu air, serta membuat ikan lebih segar dan tidak bau tanah.
“Ke depannya, tegas Ermy, Perseroan akan terus berkomitmen mendukung program pemerintah sekaligus memberdayakan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana. Waskita percaya, semakin banyak infrastruktur yang terbangun, maka semakin cepat pula pemerataan ekonomi di Indonesia bisa tercapai,” katanya.
Leave a Comment