
Pertamina Tegaskan NZE Sebagai Strategi Utama Perusahaan untuk Ketahanan Energi Nasional

- Komitmen NZE Pertamina diwujudkan melalui dua pilar utama: dekarbonisasi bisnis dan akselerasi pengembangan energi hijau.
Jakarta, RADARIKN – PT Pertamina (Persero) menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung transisi energi nasional melalui percepatan agenda Net Zero Emission (NZE).
Sebagai BUMN strategis di sektor energi, Pertamina memandang NZE bukan sekadar kewajiban lingkungan, melainkan strategi utama untuk memperkuat ketahanan energi dan daya saing jangka panjang perusahaan di tengah transformasi global.
Untuk memastikan fokus dan konsistensi pelaksanaan agenda keberlanjutan ini, Pertamina telah membentuk Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis, yang berperan sebagai penggerak utama dalam menyelaraskan strategi bisnis perusahaan dengan target dekarbonisasi dan pembangunan rendah karbon.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa komitmen NZE Pertamina diwujudkan melalui dua pilar utama: dekarbonisasi bisnis dan akselerasi pengembangan energi hijau.
“Pilar pertama, dekarbonisasi, mencakup efisiensi energi, loss reduction, pembangkit listrik hijau atau rendah karbon, elektrifikasi peralatan, penggunaan bahan bakar rendah atau tanpa emisi karbon untuk armada, serta peningkatan portofolio aktif,” ungkap Fadjar.
Pilar kedua, pengembangan bisnis rendah karbon dan offset karbon, berfokus pada pengembangan energi panas bumi, energi surya, biofuel, hidrogen biru dan hijau, ekosistem kendaraan listrik dan baterai, teknologi CCS dan CCUS, solusi berbasis alam dan ekosistem, serta pengembangan bisnis pasar karbon.,” lanjutnya.
Kedua pilar tersebut diperkuat dengan penyempurnaan Peta Jalan NZE Pertamina, yang saat ini tengah dikembangkan berbasis pada pendekatan ilmiah, strategi bisnis, dan pertimbangan finansial.
Roadmap ini dirancang agar selaras dengan standar pelaporan global seperti International Financial Reporting Standards (IFRS S1 dan S2) dan nasional seperti Standar Pengungkapan Keberlanjutan (PSPK 1 dan 2), guna memastikan integrasi penuh antara agenda keberlanjutan dan dampak finansial, sekaligus memperkuat kesiapan Pertamina dalam mengakses skema pembiayaan iklim (climate finance).
Sebagai bentuk konkret dari langkah strategis ini, Pertamina akan menyelenggarakan Workshop “Mengakselerasi Bisnis Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Energi Nasional”.
Kegiatan ini akan menandai peluncuran proses penyempurnaan Peta Jalan NZE serta peresmian Universitas Pertamina Sustainability Center, yang akan berfungsi sebagai pusat inovasi, riset, dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan dalam mendukung transisi energi nasional.
“Seluruh inisiatif ini merupakan bagian dari upaya integratif Pertamina untuk menjawab tantangan global, sekaligus memimpin arah transformasi energi nasional,” ujar Fadjar.
Upaya Pertamina ini juga sejalan dengan Asta Cita poin 2 dan 8 dari Pemerintahan Presiden Prabowo, yang menekankan pentingnya swasembada energi dan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, penyelarasan roadmap NZE juga mendukung salah satu dari lima sasaran utama Visi RPJPN 2025–2045, yaitu pembangunan berkelanjutan menuju NZE.
Dalam konteks global, Pertamina turut merespons aspirasi Pemerintah Indonesia pasca COP29 yang menekankan pentingnya definisi, klasifikasi, dan peluang kerja sama internasional dalam pembiayaan iklim dan perdagangan karbon.
Melalui roadmap yang terintegrasi dan pendekatan kolaboratif, Pertamina memperkuat posisinya dalam diplomasi iklim internasional serta membuka peluang investasi hijau masa depan.
“Pertamina percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tujuan, tetapi fondasi utama transformasi bisnis yang resilien, kompetitif, dan berdaya saing global,” tegas Fadjar.
Leave a Comment