Indonesia - Jepang Berhasil Dorong Berbagai Inisiatif di Kerja Sama Sektor Keuangan ASEAN+3 2023

radarikn.id
  • ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFCDM+3) pada tanggal 6-7 Desember 2023 lalu di Kanazawa, Jepang
  • Jumat, 15 Desember 2023 - 09:25 WIB | Azkayra

Jakarta, RADARIKN – Para Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral ASEAN+3 (ASEAN, Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok) bertemu dalam ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFCDM+3) pada tanggal 6-7 Desember 2023 lalu di Kanazawa, Jepang, untuk mendukung secara resmi kesepakatan dalam pertemuan penutup Keketuaan ASEAN+3 tahun ini. 

Keketuaan Bersama Indonesia dan Jepang berhasil mendorong beberapa kesepakatan penting, antara lain, terwujudnya sebuah fasilitas pendanaan cepat untuk kawasan dan turunnya margin dari Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), serta penambahan posisi manajemen senior untuk memperkuat fungsi surveillance pada ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO).

Dalam kesempatan tersebut Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Parjiono, serta Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta bertindak sebagai Co-Chairs bersama dengan Wakil Menteri Keuangan Jepang, Kanda Masato, dan Deputi Direktur Jenderal Bank of Japan, Kazuo Ueda. 

Pertemuan itu membahas sejumlah isu yang menjadi mandat pada pertemuan tingkat Menteri sebelumnya pada Mei 2023 yakni kerja sama keuangan regional melalui Regional Financing Arrangements (RFA) Future Direction, CMIM, komite kerja AMRO, ASEAN+3 Future Initiatives, inisiatif pembiayaan risiko bencana (Disaster Risk Financing/DRF), Asian Bond Markets Initiatives (ABMI), dan isu lainnya. Selain itu, terdapat satu sesi informal di pertemuan ini yang membahas mengenai Economic Review and Policy Dialogue (ERPD).

Pada pertemuan tersebut, beberapa inisiatif strategis telah mendapat persetujuan dari para Deputi, salah satunya pembentukan Rapid Financing Facility (RFF) sebagai instrument baru di bawah CMIM. 

RFF merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diakses dengan cepat untuk mengatasi kesulitan likuiditas akibat adanya sudden exogenous shock, seperti bencana alam dan pandemi. Adapun detail modalitasnya akan didiskusikan lebih lanjut untuk mendapat pengesahan dari para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 di tahun depan. 

Sementara di bawah agenda CMIM, para Deputi menyepakati margin CMIM baru yang lebih rendah untuk meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas CMIM. Para Deputi juga setuju untuk dilanjutkannya diskusi mengenai arah CMIM ke depan dalam konteks reviu lima tahunan, termasuk IMF Delinked Portion. Selain itu, para Deputi juga menyambut baik keberhasilan pelaksanaan uji coba CMIM ke-14 yang melibatkan transfer dana aktual di bawah CMIM Stability Facility.

Selanjutnya, dalam sesi komite kerja AMRO, para Deputi menyetujui Terms of Reference (TOR) posisi manajemen senior tambahan (Deputy Director 3/DD3) di AMRO. DD3 ini akan menjalankan fungsi pengawasan dan penelitian terkait kondisi keuangan dan fiskal di kawasan. 

Posisi manajemen senior tambahan ini merupakan inisiatif Indonesia yang telah diusulkan sejak awal Co-chairmanship Indonesia-Jepang, untuk memastikan tercapainya keterwakilan yang seimbang antara negara anggota ASEAN dengan anggota plus three di tingkat manajemen senior AMRO.

Perkembangan signifikan juga terdapat dalam inisiatif pembiayaan risiko bencana. Di bawah inisiatif ini, para Deputi menyepakati pembentukan Sekretariat Interim Disaster Risk Financing (DRF). Sekretariat Interim DRF dengan dukungan fungsi inisiatif The Southeast Asia Disaster Risk Insurance Facility (SEADRIF) berperan untuk membantu Co-Chairs ASEAN+3 dalam mengkoordinasikan progres pembahasan inisiatif DRF, melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan eksternal, dan memberikan bantuan teknis kepada anggota. 

Di bawah bimbingan dan pengawasan Co-Chairs ASEAN+3, Sekretariat Interim DRF mendukung inisiatif untuk mencapai tujuan dan prioritas strategisnya sesuai dengan rencana aksi. Struktur yang diusulkan dalam pertemuan ini bersifat sementara dan akan ditinjau kembali setelah dua tahun.

Dalam pertemuan ini, para Deputi juga menyetujui berbagai studi inisiatif Indonesia yang bekerja sama dengan AMRO terkait transaksi mata uang lokal dan utang rumah tangga, serta studi yang bekerja sama dengan ADB mengenai keuangan berkelanjutan. 

Ketiga studi tersebut diharapkan dapat menjadi referensi bagi anggota ASEAN+3 dalam perumusan kebijakan. Para Deputi juga menyambut baik usulan keikutsertaan Timor Leste sebagai observer dalam forum ASEAN+3, namun akan dibatasi hanya untuk beberapa agenda tertentu yang bersifat diskusi umum seperti Economic Review and Policy Dialogue (ERPD).

Sebagai penutup pertemuan, Parjiono menyampaikan harapan terbaiknya bagi Korea Selatan dan Laos sebagai Co-Chairs ASEAN+3 di tahun mendatang.

Leave a Comment