
Kemendikdasmen Tegaskan Peran Strategis Kepala Sekolah, 500 Guru di Jateng Ikuti Pelatihan

- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memberikan pengarahan dalam kegiatan Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah Provinsi Jawa Tengah Angkatan 1 di Surakarta, pada 6 s.d. 15 September 2025.
Surakarta, RADARIKN — Kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam mengelola satuan pendidikan. Dalam upaya meningkatkan kompetensi kepala sekolah, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah Provinsi Jawa Tengah Angkatan 1 di Surakarta, pada 6 s.d. 15 September 2025.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian kebijakan Pendidikan Bermutu untuk Semua. “Kita semua harus memahami bahwa pelatihan kepala sekolah ini adalah bagian dari awal dan langkah-langkah yang secara terus-menerus akan kita lakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan,” ucap Mendikdasmen di Surakarta, Sabtu (13/9).
Sebelumnya, Kemendikdasmen telah menerbitkan Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah sebagai dasar pelaksanaan salah satu program prioritas Kemendikdasmen yakni Program Kepemimpinan Sekolah, khususnya Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS).
Regulasi ini menjadi langkah penting untuk mempercepat pengisian kekosongan kepala sekolah secara adil, profesional, dan berbasis meritokrasi, sekaligus menyiapkan pemimpin pendidikan yang siap menghadapi tantangan zaman.
Untuk itu, Mendikdasmen menekankan pentingnya peningkatan kompetensi dan kualitas pendidik melalui berbagai pelatihan. “Pembelajaran dapat berjalan dengan baik adalah karena para guru. Kehadiran seorang guru tidak bisa digantikan oleh teknologi. Belajar bukan sekadar proses transfer pengetahuan, tetapi kita berbicara bagaimana melakukan transformarsi ilmu,” tegasnya.
Menutup arahannya, Mendikdasmen pun berpesan agar para peserta mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh. Menurutnya, pelatihan ini adalah wadah strategis bagi para bakal calon kepala sekolah untuk mengembangkan karier, melatih kepemimpinan, membangun jejaring untuk saling berbagi praktik baik dan pengalaman.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru, Nunuk Suryani, menyampaikan, “Kehadiran Ibu/Bapak di ruangan ini adalah bukti nyata dari komitmen dan dedikasi untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri, demi menjadi pemimpin pendidikan yang mampu membawa perubahan positif bagi sekolah masing-masing.”
Hasil penelitian menunjukkan, kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor paling berpengaruh kedua terhadap hasil belajar murid setelah kualitas guru. Evaluasi Balitbang dan program Kemendikdasmen juga membuktikan bahwa sekolah yang dipimpin kepala sekolah visioner dan kolaboratif memiliki iklim belajar lebih sehat serta capaian belajar lebih baik. “Hal ini menegaskan pentingnya untuk menyiapkan kepala sekolah yang kompeten untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan,” ucap Dirjen Nunuk.
Terkait progres pemenuhan kepala sekolah, saat ini kebutuhan kepala sekolah di Jawa Tengah, baik negeri maupun swasta, telah mengalami penurunan sekitar 58,4%, atau dari kebutuhan 15.446 pada Mei 2025 menjadi 6.428 pada September 2025. Sementara itu, khusus untuk sekolah negeri, penurunan kebutuhan mencapai 27,9% dalam periode yang sama.
Mustarman, dari SD Negeri 1 Kutosari, Kabupaten Kebumen, mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini, ia memahami pentingnya mempunyai pola pikir bertumbuh bagi seorang pemimpin sekolah. “Hal tersebut membuat kita melihat tantangan sebagai peluang, bukan hambatan. Pola pikir tersebut lebih terbuka pada ide-ide baru dalam pengelolaan sekolah dan pembelajaran.”
Ia berharap pelatihan ini dapat diimplementasikan di sekolah. “Harapan saya setelah mengikuti pelatihan ini dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah saya dapatkan, saya akan mengembangkan diri dan semakin mengoptimalkan aset yang ada di satuan pendidikan,” tambah Mustarman.
Sebagai informasi, pelatihan diikuti oleh 568 guru mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Sebanyak 248 peserta berasal dari regional Semarang, dan 320 dari regional Solo.
Para peserta telah melakukan pembelajaran mandiri pada 30 Agustus s.d. 5 September 2025. Kemudian, dilanjutkan dengan pembelajaran tatap muka pada 6 s.d. 15 September 2025. Pengajar pelatihan terdiri dari unsur Widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), Widyaprada, Pengawas Sekolah, dan dosen.
Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah di Jawa Tengah ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menyiapkan kepala sekolah yang visioner, kolaboratif, dan adaptif terhadap tantangan zaman. Dengan kepemimpinan yang kuat, sekolah diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang berkualitas, inklusif, serta relevan bagi seluruh anak Indonesia.
Leave a Comment