Kementan Siapkan Benih Sumber Kedelai Yang Adaptif Lingkungan Tropis
- Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan benih kedelai sumber yang sudah adaptif terhadap berbagai kondisi "agroklimat" di lingkungan tropis.
Malang, GPSIndonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan benih kedelai sumber yang sudah adaptif terhadap berbagai kondisi "agroklimat" di lingkungan tropis.
Hal ini seperti yang dikatakan Peneliti ahli utama Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Balitbang Kementan, M Muchlish Adie saat ditemui di Kawasan Malang, Jawa Timur.
Menurut Muchlish, benih sumber hasil penelitian Balitbangtan memiliki keunggulan yang sangat luar biasa dan mampu menghasilkan produk di atas rata-rata. Secara hitung-hitungan, satu ton benih sumber kedelai untuk 20 hektar, atau *per* hektarnya membutuhkan 50 *kg*
"Selama ini setiap tahun kami menyebarkan 30 ton benih sumber kedelai berbagai varietas, untuk dikembangkan kembali para penangkar benih, sebelum menjadi benih siap tanam untuk kedelai konsumsi" ujar Adie, Jumat, 25 Februari 2022.
Muchlish mengaku optimis bahwa target pemerintah dalam memenuhi kebutuhan kedelai lokal dapat diwujudkan secara cepat, namun tetap bertahap. Asalkan, kata dia, semua pihak ikut terlibat dan mendukung kemampuan bangsa sendiri dalam menghasilkan produksi berkualitas.
"Kan kedelai itu asal usulnya memang dari daerah sub tropis pak, dimana dari semua tanaman pangan, yang pertama di lepas itu kedelai tahun 1918. sampai sekarang sudah hampir 100 tahun dan sudah cocok sekali dengan kondisi Indonesia. Kami sudah mengembangkan 114 varietas kedelai yang cocok dengan kondisi *iklim* kita. Kalau banyak orang yang menilai hasilnya gagal karena kondisi sub tropis, saya kira itu salah besar," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Muchlish optimis dengan pemetaan lokasi penangkar benih yang tersebar di beberapa propinsi, mampu menyuplai benih dan biasanya pada puncak pertanaman kedelai di bulan *Juni/Juli* adalah masa optimal pertanaman.
“Bulan Januari hingga Maret biasanya masa penyiapan benih. Nanti pada *Juni/Juli* puncaknya produksi kedelai. Sentra kedelai di 10 propinsi saya yakin bisa bagus produksinya,” tambahnya.
Kunci Keberhasilan Produksi
Mendapatkan produksi kedelai yang optimal, menurut Muchlish terletak pada strategi populasi benih yang ditanam pada satu hektar lahan. Idealnya petani *menanam dg populasi* 250 *ribu* tanaman dalam satu hektar, dan ini di beberapa wilayah seperti Kendal dan Nganjuk berhasil baik.
“Yang sering terjadi *populasinya* hanya 150 *ribu* tanaman, dan akhirnya tidak maksimal. Untuk itu kami dari Balitbangtan perlu melakukan pendampingan pada petani,” ujarnya.
Selain itu, keberadaan sumber benih mandiri sangat diperlukan di sentra pertanian kedelai. Ini untuk mengurangi ketergantungan pada benih luar daerah, serta kemampuan memenuhi kebutuhan lokal.
"Kalau bisa setiap provinsi mampu menyediakan benih sendiri. Kita bisa kok menyuplai benih sumbernya. Kan kita punya BPTP di setiap provinsi, dimana selalu ada penangkarnya yang bisa menjadikan benih sumber," katanya.
Disisi lain, Muchlish menilai pentingnya keterlibatan _offtaker_ dalam mewujudkan kedelai lokal yang berkualitas tinggi. Merekalah yang nantinya akan membantu petani dan juga Negara dalam mengelola pertanian khusus kedelai secara bagus.
"Harus ada keterlibatan _offtaker_ karena negara tidak memiliki banyak uang untuk benih *BR* (benih tanam konsumsi). Petani perlu diberikan jaminan harga yang baik sehingga terus bersemangat bertani. Pola tanam diatur dengan baik dan menguntungkan petani,”tutupnya.
Leave a Comment