Kelas Keberagaman dan Upaya Pengembangan Sikap Toleransi Pemuda di Malang Raya
- Tim Pengabdian Masyarakat Hubungan Internasional Universitas Brawijaya menyelenggarakan (Mini) Kelas Keberagaman dengan peserta berasal dari pemuda-pemuda di Kota Malang yang diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal 3 November 2024 dengan melibatkan akademisi dari Hubungan Internasional Universitas Brawijaya dan bekerjasama dengan komunitas Dayani Sasana Aksara serta penerbit Cempluk Aksara.
Malang, RADARIKN -- Perkembangan teknologi dan informasi memberikan dampak besar terhadap derasnya pengetahuan yang dapat diperoleh oleh pemuda. Pemuda sendiri adalah generasi yang penuh dengan idealisme disertai tantangan melimpahnya informasi yang perlu disaring.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Wishnu Mahendra Wiswayana mengatakan, tidak hanya tentang toleransi, Malang bersama dengan Magetan, Lamongan serta Surabaya adalah empat wilayah di Jawa Timur yang dikategorikan rawan radikalisme serta terorisme pada tahun 2022 lalu. Kategori negatif itu memerlukan upaya yang lebih masif serta menyasar segmentasi pemuda terutama siswa dan mahasiswa untuk mengembangkan sifat serta sikap toleransi di tengah keberagaman yang mutlak ada di Indonesia.
"Setelah mendapatkan paparan, agenda kemudian dilanjutkan dengan sesi menuliskan pengalaman pribadi tentang keberagaman. Seperti yang telah kami lakukan pada tahun 2020 dengan menerbitkan buku Kelas Keberagaman: Sebuah Harapan untuk Perdamaian, pada tahun ini juga akan diupayakan untuk naskah serupa dengan kerangka yang lebih populer bagi generasi muda," jelas Wishnu Mahendra Wiswayana.
Tim Pengabdian Masyarakat Hubungan Internasional Universitas Brawijaya kemudian merespon hal tersebut dengan menyelenggarakan (Mini) Kelas Keberagaman dengan peserta berasal dari pemuda-pemuda di Kota Malang. Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal 3 November 2024 itu dilakukan dengan melibatkan akademisi dari Hubungan Internasional Universitas Brawijaya dan bekerjasama dengan komunitas Dayani Sasana Aksara serta penerbit Cempluk Aksara.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, yakni Wishnu Mahendra Wiswayana, S.IP., M.Si., menyebutkan bahwa agenda (Mini) Kelas Keberagaman ini adalah satu terobosan untuk membangun pertemuan pemuda dengan tujuan mengembangkan sifat-sikap toleransi di tengah keberagaman Indonesia.
Penyelenggaran dari (Mini) Kelas Keberagaman ini merupakan bentuk aktualisasi dari program pengabdian masyarakat yang mendapatkan hibah internal dari Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) FISIP Universitas Brawijaya pada tahun 2024, dengan judul Kelas Keberagaman sebagai Upaya Pengembangan Sikap Toleransi Pemuda di Malang Raya”. (Mini) Kelas Keberagaman itu dimulai dengan agenda paparan tentang pentingnya toleransi dalam keberagaman di Kota Malang.
Berdasarkan peringkat dari SETARA Institute dalam Indeks Kota Toleransi tahun 2023, Kota Malang menempati peringkat 20 dari 94 kota di Indonesia. Ke depan harapannya para pemuda bisa mengambil peran lebih besar untuk membangun Kota Malang lebih toleran.
Leave a Comment