Meraih Mimpi Hadirnya Celebes Indonesia Railway Di Bumi Sulawesi
- Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi
Kemampuan industri dalam negeri dibidang perkeretaapian kian nampak dengan hadirnya kereta api (KA) tercepat di bumi pertiwi.
KA inspeksi milik Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjenka) di Sulawesi Selatan memecahkan rekor mampu dipacu 120 km/jam pada lintas Makasar-Parepare yang sedang dibangun pemerintah.
Rel Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare dibangun dengan rel baru ukuran R-60 lebar spoor 1435 mm dengan desain mampu dilalui dengan kecepatan 160 km/jam.
Capaian kecepatan dalam uji coba 120 km/jam telah melebihi kemampuan kecepatan KA di Jawa dan Sumatera yang dioperasikan KAI. Kenapa KA Sulawesi bisa melaju dengan kecepatan 120 km/jam? Sedangkan KA di Jawa dan Sumatera dibatasi 100 km/jam? KA Sulawesi Selatan sebagai cikal bakal KA Trans Sulawesi dibangun dengan lebar spoor 1435 mm, standar internasional.
Sedangkan KA di Jawa dan Sumatera yang warisan Belanda dibangun dengan lebar spoor 1067 mm, sehingga bila dipacu dengan kecepatan 120 km/jam, goncangan KA akan terasa lebih kencang, sehingga penumpang tidak nyaman.
Celebes Indonesia Ralway sebagai perusahaan konsorsium terdiri PT PP (Persero) Tbk, perusahaan swasta nasional, perusahaan asing dan perusahaan lokal di Sulsel menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan, perawatan dan pengoperasian prasarana Perkeretapaian Umum Makasar-Parepare.
Konsorsium ini beberapa waktu lalu sukses menggelar uji coba, mengoperasikan KA Inspeksi (kereta khusus untuk pengecekan prasarana dan sarana di suatu lintas) dari Stasiun Tanete Railu ke Stasiun Barru sepanjang 42 km dapat ditempuh dalam tempo 30 menit.
Kehadiran kendaraan darat tercepat di bumi Sulawesi harus disambut suka cita oleh pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya Sulawesi Selatan. Kehadiran transportasi kereta api di Jawa dan Sumatera terbukti telah memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu transportasi KA memiliki keunggulan, waktu tempuh rata-rata lebih cepat dari kendaraan darat. KA juga ramah lingkungan, polusinya kecil, lahan yang dibutuhkan sedikit dan konstruksinya awet dibanding jalan raya.
Dalam pembangunan Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare akan dibangun 16 stasiun dengan 4 diantaranya stasiun besar dan 8 stasiun kecil. Pembangunan 4 stasiun besar terdiri Stasiun Besar Maros, Pangkajene, Tenate Rilau dan Stasiun Besar Barru.
Sedangkan 8 stasiun kecil terdiri Stasiun Mandai, Rammang-rammang, Labakkang, Ma’arang, Mandale, Takalasi, Mangkoso, dan Stasiun Palarmo.
Pada lintas Makasar-Parepare pergerakan kereta api dikendalikan dari pusat kendali operasi dengan dibangun sebuah CTC (Centarlized Traffic Control) oleh PT LEN Industri (Persero). Sedangkan komponen penambat rel buatan dalam negeri dari BUMN, PT Pindad (Persero) perusahaan industri pertahanan yang juga mampu memproduksi penambat rel.
Dari sejumlah fasilitas perkeretaapian yang dibangun pada lintas Makasar-Parepare, merupakan langkah awal dari pembangun KA Trans Sulawesi yang akan menghubungkan Bitung, Sulawesi Utara, Gorontalo, Palu, Sulawesi Tengah hingga ke Makasar, Sulawesi Selatan. Pembangunan lintas Makasar-Parepare sebagai tahap awal dimulainya KA Trans Sulawesi diharapkan akan memicu pertumbuhan ekonomi wilayah.
Seperti perkeretapian di Jabodetabek , kereta di Pulau Jawa dan Sumatera, pada awal dioperasikan oleh SS pada 1826, hampir dua ratus tahun, saat itu perkeretaapian belum nampak dan terasa manfaatnya.
Saat ini ketika terjadi kemacetan di kota-kota di Jabodetabek dan kota-kota di Jawa, KA menjadi solusi dan menjadi transportasi pilihan utama warga Jabotabek, Banten dan masyarakat di Pulau Jawa dalam mobilitas keseharian.
Stasiun-stasiun di Jabodetabek dan stasiun di Jawa yang dipermak Ditjenka dan KAI telah merangsang tumbuhnya pembangunan perumahan, pusat perbelanjaan, pusat pendidikan. Mereka mengambil lokasi di daerah sekitar rel karena mudahnya mobilitas warga dengan kereta api.
Dampak dari operasional KA juga akan tumbuh bisnis dari sekitar stasiun. Di Jabotabek telah tumbuh usaha jasa parkir, jasa kuliner, jasa persewaan dan tumbuhnya UMKM yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.
Harapan ke depan KA di Sulawesi juga mencontoh kawasan Jabotabek yang sudah lebih maju, sehingga daerah sekitar rel antara Makasar-Parepare akan lebih cepat maju.
Sebagai infrastruktur perkeretaapian baru di Sulawesi, ibarat bayi baru lahir, perlu disambut suka cita oleh pemerintah daerah dan masyarakat di sepanjang jalur KA.
Proses konstruksi sedang berjalan. Dikerjakan siang malam agar target pekerjaan membangun infrastruktur perkeretaapian Makasar-Parepare dapat selesai tepat waktu dan dapat dinikmati masyarakat mulai 2024 mendatang. Pembangunan infrastruktur perkeretaapian Makasar-Parepare lebih terencana.
Pembangunan stasiun akan teritegrasi dengan terminal bus, Bandara Sultan Hasanudin, pusat pariwisata, kawasan industri, pabrik semen dan pelabuhan. Integrasi ini penting sebagai sarana memudahkan perpindahan orang dan barang dengan biaya tidak mahal.
Para pengusaha lokal di Sulsel diharapkan dapat memanfaatkan hadirnya perkeretaapian pada lintas Makasar-Parepare. Harapannya, para pengusaha lokal sudah mulai merencanakan bisnisnya sejak awal.
Pengusaha di daerah yang akan mengembangkan bisnis properti dan membutuhkan angkutan dalam jumlah besar dan rutin dapat berkonsultasi dengan Kemenhub, Ditjenka untuk rencana bisnis ke depan sehingga setiap peluang dapat dioptimalkan pengusaha di daerah.
Keterlibatan pengusaha penting. Merekalah yang mampu menyediakan permodalan, teknologi, dan mampu menyerap SDM lokal untuk memberikan pekerjaan.
Dengan demikian ke depan daerah sekitar rel dapat tumbuh pusat-pusat ekonomi baru yang dapat meggerakkan ekonomi Sulawesi Selatan.
Peluang ada, tinggal bagaimana memanfaatkan setiap kesempatan. Celebes Indonesia Railway telah hadir di Bumi Sulawesi, ayo kita manfaatkan setiap peluang dan kesempatan.
Leave a Comment