Membangun Peradaban Melalui KA Trans Sulawesi
- Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi
Pembangunan kereta api (KA) Trans Sulawesi dari Makasar-Parepare menjadi legacy pemerintahan dibawah Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin. Pembangunan KA di luar Jawa dan Sumatera untuk pertama kalinya ini dibangun dengan serba baru, bukan dengan barang bekas baik kereta maupun bahan konstruksi semua baru dan bukan tambal sulam.
Pembangunan KA di Sulawesi Selatan (Sulsel) menggunakan track baru, lintas baru, bukan tinggalan penjajah ini betul-betul legacy dari Pemerintahan sekarang.
Pembangunan infrastrukutur perkeretaapian yang merambah Indonesia Timur ini menunjukkan, pembangunan perkeretaapian di Indonesia tidak Jawa sentris. Semua pulau besar seperti Kalimantan, Bali, dan Papua nantinya akan menyusul dibangun KA. Pembangunan jaringan KA Trans Sulawesi yang diawali dari Sulsel nantinya akan meningkatkan ekonomi di Sulawesi.
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjenka) pada awalnya mendelegasikan pembangunan perkeretaapian Sulsel kepada UPT Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Bagian Timur.
Namun sejak Juni 2021 telah berdiri BTP Sulawesi Selatan. Pembentukan BTP Sulsel merupakan bentuk keseriusan dan tanggung jawab Ditjenka dalam pembangunan Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare.
Pembangunan Perkeretaapian Umum Makasar – Parepare memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulsel sebagai daerah paling maju dibidang ekonomi dibanding wilayah lain di Pulau Sulawesi.
Infrastruktur perkeretaapian Sulsel melengkapi infrastruktur transportasi laut, udara dan transportasi darat jalan raya. Dengan adanya KA di Sulsel akan terjadi peningkatan PDB, memberikan nilai manfaat sosial sebesar Rp 2,51 Triliun dengan Economic IRR sebesar 22,98% bagi ekonomi Sulsel.
Selama masa konstruksi proyek infrastruktur perkeretaapian Makasar-Parepare telah dan akan terus memberikan kontribuasi penyerapan tenaga kerja dengan estimasi memberdayaan 6.164 lapangan kerja secara langsung higga pekerjaan itu selesai yang ditargetkan pada 2024.
Pekerjaan konstruksi telah dimulai sejak 2015 dan akan berlanjut hingga 2024 memberikan kontribusi kepada daerah untuk pekerja lokal dalam penyediaan lapangan kerja.
Pembangunan jalur KA Trans Sulawesi yang menggunakan lebar rel 1435 mm, rel R60 dengan penambat elastis berstandar internasional, menunjukkan anak bangsa mampu membanguan perkeretaapian modern berkelas dunia. Jalur KA sepanjang 142 km dengan 16 stasiun ini nilai kebutuhan tanah seluruhnya mencapai 7.113 bidang masih proses konstruksi.
Konsep kelembagaan penyelenggaran Perkeretaapian Umum Maksar-Parepare merupakan pertamakali dengan model Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) yang menggandeng PT Celebes Railway Indoesia (CRI).
PT CRI merupakan perusahaan konsorsium, gabungan perusahaan swasta nasional, swasta asing, perusahaan infrastruktur nasional BUMN Konstruksi- PT Perusahaan Perumahan (Persero) PP-Tbk, PT BUMI KARSA dan CCCEI- IRODA MITRA.
Dalam skema KPBU tersebut PT CRI akan terlibat dalam pembangunan, pemeliharaan dan operasional prasarana. Sedangkan operator Sarana belum ada lelang maupun penugasan kepada BUMN. Jadi baru terselenggara untuk pelayanan infrastrukturnya saja, sedangkan operator yang mengoperasikan Sarana KA belum ditentukan.
Dasar pekerjaan pelaksanaan kegiatan investasi dan pembangunan fisik atas Perjanjian Kerjasama Kementerian Perhubungan dengan PT. Celebes Railway Indonesia (CRI) tentang Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare dengan KPBU diteken tanggal 5 April 2019 dan diperbaharui pada 2020. Skema KPBU dalam bentuk Desain-Build-Finance-Transfer-Operate-Maintain(DBFTOM) untuk jangka waktu 18 tahun.
Izin usaha penyelenggaraan prasarana Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare untuk PT CRI telah keluar dengan No. KM. 72 Tahun 2021. Pembangunan fisik infrastruktur perkeretaapian Makasar-Parepare, Sulsel dimulai tahun 2015, direncanakan sudah beroperasi secara penuh seluruh lintas dari Makasar-Parepare pada 2024 mendatang.
Pembangunan KA Sulsel merupakan pembuktian karya anak bangsa, dari desain, konstruksi, InsyaAllah operasi menggunakan tenaga ahli para insinyur dalam negeri. Komponen bantalan, persinyalan, penambat, kereta semua produk lokal buatan anak bangsa. Hanya saja rel harus menggunakan produk luar negeri karena Indonesia tidak membikin rel KA.
Upaya penggunaan local content perlu dan patut dicontoh, dari material konstruksi, signaling, dan keretanya (perlu didorong dengan keras) untuk memproduksi sendiri. Kereta Rel Disel KRD yang didesain kekikinian produk PT INKA Madiun sangat membanggakan untuk melayani rakyat sendiri.
Konsep pemisahan operator Sarana operator Prasarana bisa diterapkan di KA Trans Sulawesi. Operator Prasarana sudah ditangani PT CRI, perusahaan konsorsium yang dipimpina BUMN anak bangsa PT PP (Persero) Tbk, hal ini menunjukkan kemajuan pengelolaan prasarana yang independen yang akan memberikan warna dalam pengelolaan perkeretaapian negeri. Trans Sulawesi akan menjadi role model d implementasi UU 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Operator Sarana
Dalam menentukan operator baik prasarana maupun operator Sarana Pemerintah telah menawarkan konsep kerjasama pemerintah-swasta dengan skema Badan Usaha Prasarana (BUP) dan Badan Usaha Sarana (BUS). BUP Perekeretaapian Makasar-Parepare sudah dikerjakan oleh PT CRI, perusahaan konsorsium yang membangun, merawat dan mengoperasikan prasarana dengan masa konsesi 18 tahun.
Dalam konsepnya BUS nantinya merupakan perushahaan Sarana yang harus mampu untuk pengadaan lokomotif, kereta untuk penumpang dan gerbong untuk menyelenggarakan angkutan logistik atau angkutan barang. Untuk perusahaan Sarana hingga saat ini belum ditentukan operatornya.
Saat ini BUS di Jawa dan Sumatera operatornya PT Kereta Api Indonesia (Persero) – KAI. Untuk Sulawesi, kabarnya akan dilakukan lelang.
Hingga saat KAI merupakan satu-satunya operator Sarana yang sekaligus menjadi operator Prasarana perkeretaapian yang dikelola Ditjenka.
Kabarnya untuk calon operator Sarana sudah ada 2 perusahaan. Perusahaan Sarana tersebut kabarnya dari anak perusahaan PT INKA (Persero) Madiun dan anak perusahaan PT LEN Industri (Persero), yang akan mengkiuti lelang.
Melalui KA Trans Sulawesi, kita tunggu perkeretaapian negeri dengan konsep multi operator di bumi angin mamiri yang diharapkan ke depan dapat membangun kesadaran, membangun peradaban menuju peradaban Indonesia yang maju dan sejahtera.
Leave a Comment