
Penumpang KA Komersial KAI Naik 7%: Cermin Stabilitas Ekonomi dan Penguatan Konektivitas Nasional

- PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja positif sepanjang Januari hingga September 2025 dengan peningkatan penumpang kereta api komersial sebesar 7%.
Jakarta, RADARIKN -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja positif sepanjang Januari hingga September 2025 dengan peningkatan penumpang kereta api komersial sebesar 7%. Total penumpang yang telah dilayani mencapai 28.294.039 orang, naik dari 26.404.006 penumpang pada periode yang sama tahun 2024.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan bahwa tren ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api yang terus meningkat di tengah stabilitas ekonomi nasional yang terjaga. “Peningkatan jumlah penumpang menunjukkan bahwa kereta api semakin dipercaya sebagai moda transportasi yang efisien, terjangkau, dan berdaya saing. Hal ini juga sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam Asta Cita, khususnya dalam mewujudkan infrastruktur merata dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,” ujar Anne.
Anne menjelaskan, kondisi ekonomi yang stabil turut berperan dalam peningkatan tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional pada September 2025 tercatat sebesar 2,65 persen secara year-on-year. “Angka inflasi yang terkendali menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk bepergian, berwisata, dan beraktivitas lintas daerah. Dalam konteks inilah, kereta api menjadi penggerak utama mobilitas rakyat sekaligus katalis produktivitas wilayah,” jelasnya.
Berdasarkan data kinerja angkutan penumpang, terdapat sepuluh kereta api komersial dengan tingkat okupansi tertinggi yang bahkan melampaui 100 persen. Tingkat keterisian di atas 100 persen menunjukkan tingginya dinamika penumpang yang naik dan turun di berbagai stasiun sepanjang relasi perjalanan.
10 KA Komersial dengan tingkat okupansi tertinggi Januari–September 2025:
1. KA Joglosemarkerto (187) – 235%
2. KA Joglosemarkerto (193) – 227%
3. KA Blambangan (145) – 182%
4. KA Blambangan (146) – 180%
5. KA Wijayakusuma (157) – 180%
6. KA Wijayakusuma (158) – 174%
7. KA Malabar (70) – 171%
8. KA Jayabaya (91) – 162%
9. KA Pandalungan (31) – 148%
10. KA Jayabaya (92) – 148%
Tingginya okupansi pada KA Joglosemarkerto yang melayani rute vital penghubung kota-kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, dan Tegal menjadi bukti bahwa konektivitas antar wilayah berjalan efektif. Jalur ini telah menjadi penggerak ekonomi regional, menghidupkan sektor perdagangan, pariwisata, dan UMKM di sepanjang lintasan. “Dari petani di Banyumas hingga pengrajin batik di Pekalongan, semua merasakan manfaat dari konektivitas yang KAI hadirkan. Kereta api bukan sekadar sarana transportasi, melainkan jembatan pemerataan ekonomi nasional,” tambah Anne.
Pertumbuhan ini sekaligus menunjukkan kontribusi nyata KAI terhadap implementasi Asta Cita, khususnya poin ke-4 dan ke-5 yang menekankan pembangunan ekonomi berkeadilan dan peningkatan produktivitas nasional. Melalui layanan yang semakin terintegrasi, tepat waktu, dan ramah lingkungan, KAI menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan transportasi publik yang efisien, hijau, dan inklusif menuju Indonesia Emas 2045.
“KAI akan terus menjaga kepercayaan masyarakat dengan menghadirkan perjalanan yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Kami berkomitmen menjadikan kereta api sebagai pilihan utama mobilitas publik yang produktif dan berkelanjutan,” tutup Anne.
Leave a Comment