
Pertamina Gandeng Waste4Change Kelola 5,79 Ton Sampah Pasca Eco RunFest 2025
- Sejumlah pekerja memilah sampah yang dihasilkan pada acara Eco RunFest 2025 di PT Waste4Change, Vida, Bantar Gebang, Bekasi pada Senin (24/11/2025)
Jakarta, RADARIKN -- Pertamina terus berkomitmen menjaga kebersihan lingkungan untuk mendukung energi bersih. Salah satunya melalui kegiatan Eco RunFest 2025 yang menyatukan kegiatan olahraga dengan gaya hidup berkelanjutan, melalui pengelolaan sampah yang dihasilkan pasca event Eco RunFest 2025.
Pertamina menggandeng Waste4Change untuk mengolah 5,79 ton sampah yang dikumpulkan dari tujuh titik pengumpulan selama pelaksanaan Pertamina Eco Runfest 2025 di Gelora Bung Karno pada 23 November 2025. Seluruh sampah tersebut diangkut dan langsung diproses pada hari yang sama di fasilitas Rumah Pemulihan Material (RPM) Vida Bekasi yang dikelola oleh Waste4Change.
Timbulan sampah tahun ini tercatat jauh lebih rendah dibandingkan prediksi awal 11 ton, meski jumlah partisipan meningkat. Capaian tersebut juga menunjukkan perbaikan dari tahun 2024 yang menghasilkan 6,97 ton sampah dari estimasi 9 ton. Penurunan timbulan ini menjadi indikator keberhasilan upaya pengurangan sampah di area acara, terutama melalui penyediaan water station dan kampanye ajakan membawa tumbler yang efektif menekan penggunaan kemasan sekali pakai. Pengurangan timbulan ini juga memberikan dampak lingkungan yang positif, setara dengan menanam 72 pohon selama 10 tahun atau mengisi daya lebih dari 350 ribu smartphone.
“Kami memiliki target pemilahan selesai dalam satu hari untuk menghindari bau dan risiko polusi udara. Begitu sampah datang, tim kami langsung bekerja,” ujar Andhika, Perwakilan Operasional Rumah Pemulihan Material Bekasi, Waste4Change.
Menurut Andhika, dari hasil pemilahan 70% material masih bernilai manfaat, sementara 30% merupakan residu. Material bernilai tinggi didominasi oleh kemasan minuman PET yang mencapai sekitar 4 ton. Rata-rata kemasan minuman yang telah dibersihkan memiliki nilai jual Rp 9.000 per kilogram.
Sementara itu, residu seperti tisu, sampah organik bercampur, dan multilayer packaging diolah menjadi biomassa yang dapat dimanfaatkan industri sebagai bahan bakar alternatif boiler.
“Pertamina Eco RunFest cenderung menghasilkan sampah dengan kualitas baik. Materialnya bersih dan tidak terlalu terkontaminasi sehingga off-taker sangat menyukainya. Ini memberi nilai ekonomi bagi pengelola dan memastikan sampah tidak berakhir di TPA,” tambah Andhika.
Dalam seluruh proses, Waste4Change memastikan tidak ada limbah B3 yang tercampur. Jika ditemukan material berbahaya seperti jarum suntik, perusahaan akan memisahkannya dan mengembalikannya kepada penyelenggara untuk diproses sesuai prosedur.
“Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis, sampah punya nilai bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor daur ulang. Melalui event ini, kami ingin menunjukkan bahwa sampah ketika dikelola dengan benar dapat menjadi sumber manfaat,” tambah Andhika.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, mengatakan, Eco RunFest menjadi bukti bahwa aktivitas olahraga dapat selaras dengan praktik keberlanjutan.
“Pertamina Eco RunFest dilaksanakan dengan standar pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Kami tidak hanya fokus pada pengalaman para pelari, tetapi juga memastikan setiap aktivitas memberi manfaat bagi lingkungan,” ujar Baron.
Baron menegaskan bahwa edukasi mengenai pengelolaan sampah perlu dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan masyarakat sehari-hari.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Leave a Comment