Hutama Karya Bangun Jembatan Penghubung Vital di Kalimantan Selatan

radarikn.id
  • PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali memperkuat komitmennya dalam pembangunan infrastruktur strategis Indonesia dengan meraih kontrak pembangunan Jembatan Pulau Kalimantan - Pulau Laut di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Proyek jembatan ini akan menghubungkan Dermaga Batulicin (Pulau Kalimantan) dan Dermaga Tanjung Serdang (Pulau Laut), menggantikan layanan ferry yang terbatas dengan akses transportasi 24 jam.
  • Jumat, 11 Juli 2025 - 13:25 WIB | Sis

Banjarmasin, RADARIKN – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali memperkuat komitmennya dalam pembangunan infrastruktur strategis Indonesia dengan meraih kontrak pembangunan Jembatan Pulau Kalimantan - Pulau Laut di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Proyek jembatan ini akan menghubungkan Dermaga Batulicin (Pulau Kalimantan) dan Dermaga Tanjung Serdang (Pulau Laut), menggantikan layanan ferry yang terbatas dengan akses transportasi 24 jam.

Penandatanganan kontrak telah dilaksanakan pada Jumat (20/6) di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalimantan Selatan oleh Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung Saputra dengan Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan, Yasin Toyib.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan bahwa proyek ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita poin 3, yakni memperkuat infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di luar Jawa dan mengintegrasikan Kawasan Indonesia Tengah ke dalam jaringan transportasi nasional.

“Kehadiran jembatan ini diharapkan dapat mempercepat konektivitas wilayah dan meningkatkan daya saing logistik nasional. Jembatan ini akan menjadi penghubung vital yang memangkas waktu tempuh dari Batulicin ke Kotabaru dari 2-3 jam via ferry menjadi hanya 10-15 menit, sehingga dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi kedua pulau,” ujar Adjib.

Lebih lanjut Adjib mengatakan bahwa proyek ini memiliki kompleksitas teknis tinggi karena lokasinya yang berada di atas perairan selat dengan arus yang cukup deras. Oleh karena itu, Hutama Karya akan menggunakan teknologi pondasi dalam (bore pile) ber diameter 1,5 meter dengan struktur beton berkualitas tinggi yang mampu menahan beban ekstrem dari gelombang, angin, dan gempa.

Adapun untuk mengatasi tantangan konstruksi di atas laut, Hutama Karya akan menerapkan strategi khusus dengan mengerahkan sejumlah kapal kerja untuk mempercepat pekerjaan. Untuk menjamin kualitas, perusahaan akan menggandeng subkontraktor yang sudah berpengalaman menangani jembatan laut dan melakukan penyesuaian desain untuk komponen yang sulit dikerjakan guna memastikan kelancaran pembangunan.

“Selain jembatan utama, Hutama Karya juga akan membangun fasilitas pendukung seperti kantor proyek, area penyimpanan material, dan jalan akses untuk memperlancar proses konstruksi,” imbuh Adjib.

Pembangunan jembatan ini diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian kedua pulau yakni Pulau Kalimantan dan Pulau Laut. Sektor pertambangan batubara dan material tanah yang menjadi potensi utama wilayah akan mendapat kemudahan akses logistik. Selain itu, perdagangan antar pulau akan semakin berkembang dengan adanya akses transportasi yang cepat, murah, dan tersedia 24 jam. Kehadiran proyek ini juga akan menyerap ratusan tenaga kerja lokal dalam pengerjaannya.

“Kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui sistem Community Partnership Program (CPP) melalui perekrutan tenaga lokal hingga subkontrak UMKM lokal seperti catering, penginapan, dan keamanan. Program pelatihan on site dan sertifikasi kompetensi juga akan dilaksanakan bekerjasama dengan BPSDM Kementerian PU untuk operator alat berat, rigging, dan keselamatan kerja,” tambah Adjib.

Dalam pelaksanaan konstruksi, Hutama Karya menerapkan standar keselamatan mengacu pada SNI Jembatan dan SNI 1725 untuk beban gempa, angin, gelombang, serta manajemen K3 yang ketat. Untuk menjaga kelestarian ekosistem laut, Hutama Karya memastikan seluruh material tidak akan dibuang langsung di area ekosistem laut dan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya ditempatkan di area darat. Penelitian geoteknik melalui bor laut akan dilakukan secara cermat dan jadwal kerja disesuaikan dengan musim untuk mengantisipasi gelombang tinggi dan badai tropis.

Dimulainya proyek jembatan Pulau Kalimantan - Pulau Laut ini akan memperkuat portofolio Hutama Karya dalam menangani proyek jembatan besar seperti Jembatan Pulau Balang dan Suramadu. Pemerintah daerah setempat menyambut positif proyek ini. Mengutip dari Laporan Hasil Analisis Kajian Sistemik Pengawasan Pelayanan Publik Mengenai Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibukota Negara Tahap 1 (2022 - 2024) Volume 1 Tahun 2024 yang dirilis oleh OMBUDSMAN RI, Bappeda dan Dinas PUPR Kabupaten Kotabaru serta Tanah Bumbu menyatakan bahwa proyek ini merupakan prioritas infrastruktur daerah yang masuk dalam program konektivitas gerbang logistik Kalsel dan mendukung pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batulicin.

“Pembangunan jembatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat kedua pulau, bukan hanya akses transportasi, tetapi juga pertumbuhan ekonomi lokal di sektor logistik, ritel, dan pariwisata,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.

Leave a Comment