HAI 2025, Kemendikdasmen Dorong Kolaborasi Penuntasan Buta Aksara dan Peningkatan Literasi

radarikn.id
  • Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin, dalam agenda Lokakarya Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal serta Penyampaian Terbatas (Soft Launching) Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal di Serpong, Tangerang Selatan, Senin (8/9).
  • Senin, 08 September 2025 - 14:25 WIB | Deka

Serpong, RADARIKN -- Penuntasan buta aksara di Indonesia telah menjadi bagian penting dari perjalanan panjang pendidikan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin, dalam agenda Lokakarya Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal serta Penyampaian Terbatas (Soft Launching) Hari Aksara Internasional (HAI) 2025 yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal di Serpong, Tangerang Selatan, Senin (8/9).

Tatang mengungkapkan bahwa proses penuntasan buta aksara terus dilakukan oleh pemerintah serta didukung oleh satuan pendidikan dan komunitas literasi yang ada di seluruh Indonesia. Proses tersebut berjalan dengan baik, terbukti dengan data Angka Penurunan Buta Aksara Absolut 5 Tahun terakhir (2020—2024) yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, dan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen tahun 2025.

“Penurunan angka buta aksara tiap tahun turun cukup signifikan. Lima tahun terakhir, Angka Buta Aksara pada Penduduk Rentang Usia 15—59 Tahun secara nasional dari 1,71% di tahun 2020 menjadi 0,92% di tahun 2024,” terang Tatang di hadapan puluhan perwakilan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan pegiat literasi yang hadir dalam agenda.

Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi lebih erat antara Kemendikdasmen dengan pemangku kepentingan dan ekosistem pendidikan, baik itu satuan pendidikan formal dan nonformal, taman bacaan masyarakat, dan pegiat literasi untuk menyusun strategi penyelarasan antar program layanan pendidikan nonformal dan pendidikan informal yang terintegrasi.

“Penuntasan buta aksara menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mencapai target Indonesia bebas buta aksara. Semua harus terus bergerak mengajak masyarakat melek baca dan sadar akan pentingnya literasi. Persoalan buta aksara dan literasi harus kita intervensi dengan baik dengan kolaborasi bersama,” tegas Tatang.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Baharudin, mengungkapkan bahwa tahun ini Direktorat PNFI telah menyusun strategi intervensi dan menghadirkan program kolaborasi untuk mendukung program penuntasan buta aksara dan melek literasi. Beberapa prioritas intervensi dalam tahapan terkini yang dilakukan mulai dari dukungan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan 2025, BOP Pemberdayaan Remaja dan Perempuan Dewasa 2025, mendukung peran mitra dan relawan, serta Revitalisasi SPNF dan Digitalisasi Pembelajaran yang menjadi program prioritas Kemendikdasmen.

“Bantuan ini bertujuan untuk memperkuat layanan literasi dasar dan mengembangkan keterampilan hidup praktis bagi warga belajar di PKBM dan SKB. Sementara itu, kolaborasi mitra dan relawan dari dari organisasi masyarakat, komunitas literasi, dan dunia usaha agar kita dapat memperluas jangkauan dan memperkuat upaya pendidikan,” terang Baharudin.

Salah satu upaya yang dilakukan Direktorat PNFI beberapa waktu belakangan, terang Baharudin, adalah menghadirkan serangkaian agenda jelang dan sesudah Hari Aksara Internasional 2025. Tahun ini Direktorat PNFI mengambil tema “Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban”. Menurutnya, pemberantasan buta aksara bukan hanya soal membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mengelaborasikan pembelajaran dengan teknologi digital.

“Berbagai kegiatan, termasuk rangkaian webinar, kita selenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bersama bahwa kerja-kerja keaksaraan adalah tanggungjawab bersama,” tegasnya sembari mengatakan bahwa dalam waktu dekat Direktorat PNFI juga akan menggelar kembali Gebyar PNFI serta Puncak Peringatan HAI Tahun 2025 secara nasional.

Leave a Comment