Sastra Bersuara, Bahasa Berdaya: Kemendikdasmen Hidupkan Semangat Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2025 Melalui Pentas Sastra

radarikn.id
  • Pentas Sastra di Badan Bahasa Tahun 2025 ini berlangsung pada 13-17 Oktober 2025 di Panggung Terbuka W.S. Rendra, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur, dengan mengusung tema “Sastra Bersuara, Bahasa Berdaya.
  • Minggu, 19 Oktober 2025 - 11:50 WIB | Gaoza

Jakarta, RADARIKN -- Dalam semangat memperingati Bulan Bahasa dan Sastra 2025, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menghadirkan perayaan kreatif yang menghidupkan denyut kesastraan Indonesia. Kegiatan bertajuk Pentas Sastra di Badan Bahasa Tahun 2025 ini berlangsung pada 13-17 Oktober 2025 di Panggung Terbuka W.S. Rendra, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur, dengan mengusung tema “Sastra Bersuara, Bahasa Berdaya.”

Pentas Sastra tahun ini menjadi penanda penting karena merupakan kegiatan perdana yang diinisiasi oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra bekerja sama dengan Ikatan Duta Bahasa Nasional. Meskipun baru pertama kali digelar, antusiasme masyarakat begitu besar. Lebih dari 350 pendaftar dari berbagai daerah di Indonesia turut serta, mulai dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Jawa Timur, bahkan ada yang datang dari Lampung dan Jawa Tengah. Setiap hari, sekitar 55 penampil dan peserta terpilih turut meramaikan kegiatan ini. Para peserta berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari pelajar sekolah dasar hingga mahasiswa, Duta Bahasa, komunitas sastra, dan sastrawan lintas generasi.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menyebut bahwa perayaan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2025 terasa semakin meriah dengan inisiasi kegiatan baru berupa Pentas Sastra di Badan Bahasa. Perhelatan ini menjadi wujud nyata partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang bahasa dan sastra.

“Alhamdulillah, animo dari sastrawan muda, pegiat sastra, komunitas sastra, dan para siswa sungguh luar biasa, tampil mempesona di Panggung Terbuka Badan Bahasa. Insyaallah, perhelatan ini tidak hanya hadir pada Bulan Bahasa dan Sastra, tetapi juga akan berlanjut dalam berbagai kegiatan dan gelaran sastra lainnya di seluruh Nusantara yang kaya akan karya sastra,” ungkap Hafidz.

Lebih lanjut, Duta Bahasa DKI Jakarta sekaligus panitia kegiatan, Nadhira Khalisaha menuturkan bahwa semangat para peserta sangat luar biasa. “Setiap harinya kami melakukan kurasi sehingga hanya sekitar 30-40 penampil yang tampil di panggung. Menariknya, meskipun pendaftaran kami buka untuk lingkup Jabodetabek, banyak peserta dari luar daerah seperti Malang, Pasuruan, dan Lampung yang datang dengan biaya sendiri. Mereka menanggung transportasi dan penginapan secara mandiri. Ini menunjukkan betapa besarnya kecintaan masyarakat terhadap sastra Indonesia,” ujar Nadhira.

Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi yang hangat, mempertemukan para pecinta sastra dari berbagai usia dan latar belakang. Sri Asih, peserta asal Pasuruan, Jawa Timur, yang berusia 62 tahun, mengaku sangat terharu bisa tampil di panggung sastra. “Saya senang sekali dengan acara ini karena mempertemukan penampil dari berbagai generasi, mulai dari anak-anak hingga yang sudah sepuh seperti saya. Sastra itu indah, bisa membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Semoga kegiatan seperti ini terus diadakan oleh Badan Bahasa,” katanya penuh semangat.

Kesan serupa disampaikan oleh Habibul Malik, siswa SMA Tridaya Tunas Bangsa, Cimahi. Ia menyebut bahwa Pentas Sastra menjadi ajang belajar dan berbagi yang menyenangkan. “Melihat banyak teman yang berbakat di bidang sastra membuat saya makin bersemangat. Acara ini menjadi bukti bahwa sastra adalah bagian penting dari kemajuan bahasa Indonesia di masa depan. Semoga kegiatan seperti ini terus ada dan semakin besar,” tutur Habibul.

Pentas Sastra menghadirkan berbagai bentuk ekspresi seni yang memadukan keindahan kata dan kekuatan suara. Para penampil mempersembahkan musikalisasi puisi, baca puisi, deklamasi, monolog, teater, hingga dongeng yang diangkat dari karya sastra klasik maupun modern. Melalui penampilan tersebut, mereka tidak hanya menunjukkan kemampuan artistik, tetapi juga menyampaikan pesan moral, sosial, dan kebangsaan yang relevan dengan kehidupan masyarakat. Selain berbagai penampilan, Pentas Sastra di Badan Bahasa juga dimeriahkan dengan gelar wicara yang menghadirkan pembicara dari kalangan pegiat literasi, pemengaruh di bidang literasi dan sastra, praktisi teater atau seni pertunjukan, serta penulis.

Kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga wadah pembelajaran bagi generasi muda untuk mencintai dan mengapresiasi karya sastra Indonesia. Sastra menjadi medium yang menumbuhkan empati, membangun karakter, dan memperkaya wawasan. Melalui sastra, nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan ditanamkan secara halus, tetapi mendalam.

Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra setiap bulan Oktober menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang tonggak sejarah Sumpah Pemuda 1928, ketika bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan. Tema nasional Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini, “Bahasa Indonesia Berdaulat, Indonesia Maju,” menjadi dasar bagi Badan Bahasa dalam memperkuat peran bahasa dan sastra sebagai pilar pembangunan karakter dan budaya bangsa.

Dengan antusiasme yang tinggi dan partisipasi lintas generasi, Pentas Sastra di Badan Bahasa Tahun 2025 diharapkan dapat menjadi tradisi tahunan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra. Melalui kegiatan ini, Badan Bahasa menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan ruang bagi kreativitas, literasi, dan kesastraan. Sebab, ketika sastra bersuara, bahasa Indonesia pun berdaya untuk menghidupkan jiwa bangsa dan menuntun langkah menuju Indonesia yang maju, berbudaya, dan berkarakter.

Leave a Comment