
BGN dan Satgas Percepatan MBG Tingkatkan Keamanan Pangan di OKI

- Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan Program MBG di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Peristiwa ini mengakibatkan keluhan kesehatan pada 80 penerima manfaat hingga Rabu (03/09).
Jakarta, RADARIKN -- Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan Program MBG di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Peristiwa ini mengakibatkan keluhan kesehatan pada 80 penerima manfaat hingga Rabu (03/09).
Saat ini, Program Makan Bergizi Gratis di SPPG Yayasan Mata Elang Menderang, Menang Raya, Kec. Pedamaran, Kab. Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan dihentikan sementara hingga proses investigasi selesai dilaksanakan. Tim Satgas MBG wilayah kab OKI telah berkoordinasi dengan BPOM, Kepolisian, Dinas Kesehatan, serta Pemerintah Daerah untuk melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab pasti insiden.
Diana Putri selaku Kepala Regional SPPG Provinsi Sumatera Selatan menyampaikan permohonan maaf usai mendapatkan laporan terkait insiden tersebut.
"Mewakili Badan Gizi Nasional Republik Indonesia, kami menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya atas insiden yang menimpa sebagian penerima manfaat kami yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kami memahami keresahan yang dirasakan oleh para siswa, orang tua, dan seluruh masyarakat yang terdampak,” ucap Diana.
Diana menambahkan bahwa SPPG telah melakukan penanganan cepat dan sigap usai menerima laporan.
"Kami mengapresiasi langkah tanggap Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan mitra yang segera mendampingi para korban di Puskesmas Pedamaran sebagai bentuk tanggung jawab," imbuhnya.
Berdasarkan keterangan dari Kepala SPPG Yayasan Mata Elang, Redi Wahyudi, terdapat indikasi keterlambatan konsumsi MBG yang memungkinkan terjadinya keluhan kesehatan pada beberapa penerima manfaat.
“Terdapat permintaan dari SMP Negeri 1 Pedamaran ke pihak SPPG agar MBG diantar lebih siang. Pada praktiknya, siswa yang masuk di jam siang menerima MBG yang telah disiapkan sejak pukul 11 siang, namun baru dikonsumsi pada sore hari. Terdapat jeda waktu penyimpanan terlalu lama tanpa perlakuan suhu dan penyimpanan yang memadai sehingga terdapat penurunan kualitas makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan ringan,” jelas Redi.
Indikasi tersebut masih terus didalami sembari menunggu hasil investigasi keseluruhan dan uji sampel MBG selesai dilakukan. Sementara itu, BGN bersama pemerintah Kabupaten OKI melalui Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SPPG, pembinaan teknis tentang keamanan pangan dan manajemen waktu distribusi, penyesuaian SOP untuk pengelolaan makanan bagi siswa siang hari, penambahan alat penyimpaan makanan jika diperlukan dan penjadwalan ulang distribusi agar sesuai dengan waktu konsumsi.
Kepala Biro Hukum dan Humas, Khairul Hidayati menambahkan bahwa Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG OKI akan memonitoring kondisi penerima manfaat terdampak hingga tuntas.
“Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG setempat telah berkoordinasi dengan Dinkes untuk menjamin seluruh penerima manfaat terdampak dari insiden tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan berkelanjutan hingga kondisi pukih sepenuhnya. Selain itu, Tim Satgas juga akan menjadawalkan monitoring pada seluruh SPPG yang telah beroperasional di Kabupaten OKI,” ucap Hida.
Humas BGN
####
*Wapres Gibran Tinjau Kegiatan Belajar dan Program MBG SMP di Tangerang Pascademonstrasi*
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, Selasa mendatangi SMPN 14 dan SMPN 1 Kota Tangerang Selatan untuk meninjau kegiatan belajar dan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pascademonstrasi yang terjadi beberapa hari terakhir.
Sebagaimana keterangan yang diterima, Selasa, Di SMPN 14, Wapres disambut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Deden Deni serta Kepala UPTD Syaiful.
Gibran menyapa siswa, meninjau kelas, dan mendengarkan laporan mengenai kembalinya proses belajar secara normal sekaligus memantau pelaksanaan program MBG
Syaiful mengatakan manfaat program ini nyata meningkatkan motivasi belajar siswa."Semangat dan motivasi belajarnya tinggi karena gizinya terpenuhi," ujarnya.
Syaiful berharap program MBG terus berlanjut demi lahirnya generasi unggul di masa depan.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke SMPN 1 dengan agenda serupa. Peninjauan ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif melalui MBG.
###$
*BGN Pastikan Penanganan Cepat Insiden MBG di Lombok Barat*
Badan Gizi Nasional (BGN) menanggapi dugaan insiden keamanan pangan yang dialami sejumlah siswa SDN 1 Selat, Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (03/09).
Peristiwa ini terjadi setelah siswa menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan mengeluhkan gejala seperti pusing, nyeri perut, hingga muntah. Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa pihaknya memandang serius kasus ini.
"Badan Gizi Nasional memastikan seluruh siswa yang terdampak sudah mendapatkan penanganan cepat dan kini dalam kondisi baik. Kami juga berkoordinasi erat dengan BPOM, Dinas Kesehatan, serta pihak kepolisian untuk memastikan uji laboratorium dilakukan secara transparan dan menyeluruh," ujar Hida dalam pernyataan resminya di Jakarta.
Dia menambahkan, distribusi MBG tetap berjalan dengan pengawasan ketat, dan setiap temuan akan ditindaklanjuti dengan langkah korektif.
"Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama. Kami akan memperkuat prosedur pengawasan, baik dari sisi distribusi, penyimpanan, maupun kualitas makanan, agar kejadian serupa tidak terulang," tegas Hida.
Kronologi Kejadian dan Menanti Uji Hasil Lab
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lombok Islamic School Narmada, Sabni Ilya, yang bertanggung jawab atas proses distribusi MBG ke sekolah tersebut, memaparkan kronologi kejadian.
"Pada 3 September 2025 pukul 07.30 WITA, tim distribusi SPPG yang terdiri dari Nurdin (asisten lapangan), Abdul Karim (sopir), dan Taufik (Helper) mengantarkan makanan MBG ke SDN 1 Selat, Narmada, Lombok Barat, dengan aman dan tertib," jelas Sabni.
Lebih lanjut, Sabni menerima laporan dari pihak sekolah adanya beberapa siswa yang mengalami gejala sakit perut dan muntah sekitar 30 menit setelah menyantap makanan MBG yang disajikan.
"Pukul 10.44 WITA, pihak sekolah melaporkan bahwa beberapa siswa mengalami gejala sakit perut dan muntah sekitar 30 menit setelah menyantap makanan MBG. Pukul 11.00 WITA, para siswa dibawa ke Puskesmas Suranadi dan RS Awet Muda," kata dia.
Setelah mendapatkan penanganan medis, kondisi siswa berangsur membaik dan diperbolehkan pulang. Sampel makanan kemudian diambil dan diuji oleh BPOM.
Leave a Comment