Kolaborasi BGN dan Satgas Percepatan MBG Tingkatkan Keamanan Pangan di OKI

radarikn.id
  • Badan Gizi Nasional (BGN) dan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Makan Bergizi Gratis (MBG) berkolaborasi meningkatkan keamanan pangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, untuk merespons keluhan kesehatan pada 80 penerima manfaat hingga Rabu (3/9).
  • Minggu, 07 September 2025 - 15:10 WIB | Hadi

Jakarta, RADARIKN -- Badan Gizi Nasional (BGN) dan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Makan Bergizi Gratis (MBG) berkolaborasi meningkatkan keamanan pangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, untuk merespons keluhan kesehatan pada 80 penerima manfaat hingga Rabu (3/9).

BGN menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan Program MBG di kabupaten tersebut dan menghentikan sementara Program MBG di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mata Elang Menderang, Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI hingga proses investigasi selesai dilaksanakan.

"Mewakili BGN, kami menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya atas insiden yang menimpa sebagian penerima manfaat kami yang terjadi di Kabupaten OKI. Kami memahami keresahan yang dirasakan oleh para siswa, orang tua, dan seluruh masyarakat yang terdampak," kata Kepala Regional SPPG Sumatera Selatan Diana Putri dalam keterangan resmi yang dikutip pada Minggu.

Ia menegaskan, tim Satgas MBG wilayah Kabupaten OKI telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kepolisian, dinas kesehatan, serta pemerintah daerah untuk melakukan investigasi mendalam guna mengetahui penyebab pasti insiden.

Saat ini, SPPG Sumatera Selatan telah melakukan penanganan cepat usai menerima laporan. "Kami mengapresiasi langkah tanggap Kepala SPPG dan mitra yang segera mendampingi para korban di Puskesmas Pedamaran sebagai bentuk tanggung jawab," ujar dia.

Sementara itu, Kepala SPPG Yayasan Mata Elang Redi Wahyudi menyatakan terdapat indikasi keterlambatan konsumsi MBG yang memungkinkan terjadinya keluhan kesehatan pada beberapa penerima manfaat.

“Terdapat permintaan dari SMP Negeri 1 Pedamaran ke pihak SPPG agar MBG diantar lebih siang. Pada praktiknya, siswa yang masuk di jam siang menerima MBG yang telah disiapkan sejak pukul 11.00, namun baru dikonsumsi pada sore hari. Ada jeda waktu penyimpanan terlalu lama tanpa perlakuan suhu dan penyimpanan yang memadai sehingga terdapat penurunan kualitas makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan ringan," ujar Redi.

Indikasi tersebut masih terus didalami sembari menunggu hasil investigasi keseluruhan dan uji sampel MBG selesai dilakukan. Sementara itu, BGN bersama pemerintah Kabupaten OKI melalui Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SPPG serta pembinaan teknis tentang keamanan pangan dan manajemen waktu distribusi.

Selain itu, BGN juga melakukan penyesuaian pengelolaan makanan bagi siswa siang hari, penambahan alat penyimpanan makanan jika diperlukan dan penjadwalan ulang distribusi agar sesuai dengan waktu konsumsi.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati menambahkan, Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG OKI akan memantau kondisi penerima manfaat terdampak hingga tuntas.

"Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG setempat telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk menjamin seluruh penerima manfaat terdampak dari insiden tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan berkelanjutan hingga kondisi pulih sepenuhnya. Selain itu, tim satgas juga akan menjadwalkan monitoring pada seluruh SPPG yang telah beroperasi di Kabupaten OKI," ujar Hida.

Leave a Comment