Inilah Sosok Wakil Kepala BGN Brigjen Pol Sony Sonjaya: Jenderal Pemikir dan Pekerja Menjelang Purna Tetap Menjaga Kinerja

radarikn.id
  • Wakil Kepala BGN Brigjen Pol Sony Sonjaya: Jenderal Pemikir dan Pekerja Menjelang Purna Tetap Menjaga Kinerja
  • Jumat, 03 Oktober 2025 - 22:45 WIB | Tim

RADARIKN - Hanya tinggal hitungan hari, Wakil Kepala BGN Brigjen Pol Sony Sonjaya akan memasuki masa purna tugas setelah lebih dari 33 tahun mengabdi di kepolisian. Sejak pertama kali dilantik sebagai perwira Polri oleh Presiden Soeharto di Istana Negara pada 27 Juli 1991, perjalanan panjangnya tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kini, di penghujung pengabdiannya, Sony akan dilantik menjadi Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol), jenderal bintang dua.

Kenaikan pangkat itu bukan hadiah yang jatuh tiba-tiba di pundaknya, bukan pula bonus menjelang pensiun. Seluruh rekan seangkatannya mengenal Sony sebagai sosok pemikir yang ulet dan pekerja keras.


Jejak Inovasi di Kepolisian

Sejumlah program besar pernah ia tangani hingga tuntas. Mulai dari Satgas P2K era Kapolri Badrodin Haiti, gagasan Jenderal Budi Gunawan, Program Promoter Polri era Jenderal Tito Karnavian, hingga sistem E-Manajemen Penyidikan yang menjadi legacy Kapolri Tito Karnavian saat Aridono Sukmanto menjabat Kabareskrim.

Sebelumnya, saat menjadi Wakapolres Simalungun, Sony memelopori patroli sepeda. Pada 2005–2006, ia mendapat kepercayaan Kapolda Sumut Bambang Hendarso Danuri untuk mengembangkan sistem pelaporan masyarakat berbasis Abbreviated Dial Number (ADN) 1120, layanan Web2SMS, hingga mobile tracking untuk kendaraan patroli.

Selepas pendidikan Sespim 2006, ia bersama sembilan perwira berprestasi lainnya—di antaranya Wahyu Widodo (kini Irwasum Polri) dan Syahardiantono (kini Kabareskrim Polri)—ditugaskan sebagai tim asistensi konflik di Poso selama enam bulan, sebelum kembali berdinas di Polda Jabar.


Mengungkap Kasus Besar

Saat menjabat Kasat Tipikor Polda Jabar, Sony berhasil mengungkap kasus korupsi di PT KAI senilai Rp100 miliar dengan tersangka mantan Dirut dan Direktur Keuangan. Ia juga menuntaskan kasus Bansos Jaring Asmara di Garut serta sejumlah perkara besar lain.

Di era Kapolda Jabar Timur Pradopo, ia dipercaya membangun sistem pelayanan pelaporan masyarakat dengan nomor 9123. Kariernya kemudian berlanjut sebagai Kapolres Majalengka, Kapolres Bandung, hingga Wadirreskrimsus Polda Jabar. Saat menjadi Kapolres Bandung, seluruh 14 kasus pembunuhan berhasil diungkap tuntas.


Dedikasi di Lapangan dan Staf

Tidak ada medan tugas yang dihindarinya. Dari Kanit, Kasat, Kapolsek, Wakapolres, Kapolres, Wadirreskrim hingga Dirreskrim, semuanya dijalani. Sebagai staf, ia pun tekun. Laptop dan PC menjadi “senjata” utamanya dalam berbagai posisi, baik saat menjabat Ka Siaga Ops dan Kapusdalops Biro Ops Polda Sumut, Kasubbag Jianrenstra Rojianstra SOPS Polri, hingga Kabag Anev dan Kabag Renops Robinopsal Bareskrim.

Di dunia pendidikan, dedikasinya tak kalah besar. Tahun 1996–1997 ia menjadi Dantontar dan Dankitar Taruna Akpol batalyon Pratisara Wirya dan Paramasatwika. Banyak taruna asuhannya kini telah menjadi jenderal, Kapolda, hingga Wakapolda. Ia juga pernah menjabat Kakorsis SPN Sampali Medan, dan sepulang pendidikan di Jepang tahun 2004 tentang community policing, ia mengubah pola pengasuhan bintara Polri ke arah sipil, bukan lagi sekadar militeristik.


Ditempa Kehidupan Keras

Latar belakang keluarganya sederhana. Ayahnya hanya buruh bangunan dan pekerja serabutan. Sony kecil ditempa kerasnya hidup: berjualan pisang goreng, combro, bala-bala keliling kampung, menjadi kernet angkot, kuli pompa air, pengantar anak TK, hingga korektor koran harian Mandala.

Kesulitan itu membentuk kepemimpinan. Sejak sekolah, ia aktif menjadi ketua kelas, Ketua OSIS SMPN 12 Bandung, Ketua OSIS sekaligus Juru Adat Pramuka di SMAN 3 Bandung, bahkan Ketua Angkatan Paskibra. Saat taruna Akpol, ia dipercaya menjadi Dankikorps dan Kasi Ops Resimen Taruna. Di PTIK, ia terpilih sebagai Ketua Angkatan, sementara di Sespim dan Lemhannas ia menjadi anggota senat.


Mengabdi di Badan Gizi Nasional

Sejak Mei 2025, Sony juga mengemban tugas di Badan Gizi Nasional (BGN). Rekan-rekannya mengenalnya sebagai pribadi tekun yang nyaris tak lepas dari laptop, dari pagi hingga malam. Ia melahirkan sistem pelaporan nasional Dialur yang kini dipakai seluruh Ka-SPPG di Indonesia.

Atas kerja kerasnya, Presiden Prabowo Subianto melantiknya menjadi Wakil Kepala BGN pada 17 September 2025 di Istana Negara.

“Kalau saya meladeni tudingan atau membawa semua ke ranah hukum, saya tidak akan bisa fokus bekerja. Tugas saya memastikan program berjalan sesuai harapan pimpinan BGN dan negara. Alhamdulillah, kami bangga ketika 15 Agustus 2025 Bapak Presiden menyampaikan data program MBG,” ungkapnya.

Menurut informasi dari Mabes Polri, pekan depan Brigjen Pol Sony Sonjaya akan dilantik menjadi Irjen Pol, jenderal bintang dua. Sosok yang ditempa kerasnya hidup, dikenal sebagai pemikir sekaligus pekerja, menutup masa pengabdiannya dengan pangkat tertinggi dalam kariernya.

Jenderal tua dengan semangat muda itu segera purna tugas, meninggalkan jejak panjang inovasi, dedikasi, dan kerja keras. Selamat bertugas dan terus berkarya. ***

Baca Juga :

Leave a Comment