Environmental Product Declaration (EPD): Inovasi Beton Indonesia di Mata Dunia

radarikn.id
  • PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) menerima delegasi bergengsi dari Singapore Green Building Council (SGBC) yang dipimpin langsung oleh CEO mereka, Yvonne Soh. Kunjungan resmi 14 delegasi SGBC ke Pabrik Produk Beton (PPB) Bogor pada 16 September 2025 ini bukan sekadar kunjungan biasa—namun sebuah pengakuan internasional atas pencapaian gemilang yang telah mengubah paradigma industri beton Indonesia.
  • Jumat, 19 September 2025 - 17:10 WIB | Sis

Jakarta, RADARIKN – Dalam dinamika konstruksi berkelanjutan Asia Tenggara yang kian kompetitif, sebuah momen penting terjadi ketika PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) menerima delegasi bergengsi dari Singapore Green Building Council (SGBC) yang dipimpin langsung oleh CEO mereka, Yvonne Soh.

Kunjungan resmi 14 delegasi SGBC ke Pabrik Produk Beton (PPB) Bogor pada 16 September 2025 ini bukan sekadar kunjungan biasa—namun sebuah pengakuan internasional atas pencapaian gemilang yang telah mengubah paradigma industri beton Indonesia.


Pencapaian Revolusioner: EPD Pertama di Indonesia

Yang membuat kunjungan ini begitu istimewa adalah fokus utama SGBC pada sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD) internasional yang berhasil diraih WIKA Beton—sebuah prestasi yang belum pernah dicapai produsen beton manapun di Indonesia sebelumnya.

Sertifikasi EPD yang diverifikasi independen oleh Lembaga 2B Srl Italia ini mengacu pada standar ISO 14025 dan ISO 14040, memberikan transparansi penuh terhadap dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup produk beton.

EPD (Environmental Product Declaration) merupakan dokumen deklarasi komprehensif yang mengungkapkan dampak lingkungan dari analisa daur hidup suatu produk menggunakan Life Cycle Assessment (LCA).

Laporan yang terverifikasi secara internasional ini merinci berbagai potensi pemanasan global seperti dampak pada karbon, udara, tanah, dan badan air. Dengan standar ini, WIKA Beton tidak hanya memenuhi kriteria teknis internasional, tetapi juga menetapkan benchmark baru bagi industri konstruksi Indonesia.



Dampak Dramatis: Reduksi Emisi 26,4%

Pencapaian yang paling signifikan dari sertifikasi EPD ini adalah potensi reduksi emisi karbon hingga 26,4% yang berhasil dicapai WIKA Beton. Angka ini bukan sekadar statistik—melainkan bukti nyata komitmen perusahaan terhadap transformasi industri hijau yang mengarah pada net-zero emission.

Direktur Utama WIKA Beton, Kuntjara, menegaskan bahwa "Sertifikat EPD internasional yang kami raih bukan hanya pencapaian teknis, tetapi juga komitmen nyata WIKA Beton untuk mendukung target global dalam pengurangan emisi karbon."

Keberhasilan ini semakin diperkuat dengan perolehan sertifikasi Greenship Solution Endorsement (GSE) dengan predikat Platinum dari Green Building Council Indonesia. Kombinasi kedua sertifikasi ini menjadikan WIKA Beton sebagai pelopor produk beton ramah lingkungan di Indonesia yang diakui baik secara nasional maupun internasional.



Antusiasme SGBC: Pengakuan Regional

Antusiasme tinggi yang ditunjukkan SGBC terhadap pencapaian WIKA Beton ini mencerminkan signifikansi achievement tersebut dalam konteks regional. Yvonne Soh, yang memimpin SGBC selama lebih dari 13 tahun dan merupakan Professional Engineer serta Green Mark Accredited Professional, memiliki track record panjang dalam mengembangkan standar konstruksi berkelanjutan di Singapura.

SGBC sendiri telah berperan selama 20 tahun dalam perjalanan green building di Singapura dengan 2.590 bangunan bersertifikat Green Mark. Organisasi yang merupakan anggota World Green Building Council ini melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi konstruksi berkelanjutan kawasan Asia Tenggara.


Inovasi WHOME: Solusi Konstruksi 48 Jam

Kunjungan SGBC juga menjadi momentum istimewa bagi WIKA Beton untuk memperkenalkan inovasi produk terbarunya: WIKA Beton Home (WHOME). Produk rumah pracetak modular yang diluncurkan pada Agustus 2025 ini menghadirkan revolusi dalam industri perumahan Indonesia dengan waktu pemasangan yang fenomenal—hanya 48 jam tanpa memerlukan alat berat.

WHOME merupakan sistem rumah pracetak sederhana tahan gempa yang dikembangkan menggunakan teknologi beton pracetak modular. Desain rumah tipe 36 ini dilengkapi dengan ruang tamu, dua kamar tidur, kamar mandi, dan dapur yang memenuhi standar rumah layak huni dengan tampilan arsitektur modern.

Yang lebih mengesankan, sistem struktur WHOME telah teruji melalui uji siklik struktur di Laboratorium Balai Besar Struktur Bangunan dan Geoteknik (BBSBG) Kementerian Pekerjaan Umum di Bandung dan dapat diterapkan di 21 wilayah Indonesia termasuk Merauke, Palangka Raya, Samarinda, dan kota-kota besar lainnya.



Transformasi Industri Menuju Masa Depan

Kunjungan bersejarah SGBC ke WIKA Beton ini lebih dari sekadar apresiasi—ini adalah simbol transformasi industri konstruksi Indonesia yang mulai diakui di tingkat internasional. Dengan komitmen terhadap Environmental Product Declaration, WIKA Beton telah membuktikan bahwa perusahaan Indonesia mampu mengadopsi dan bahkan memimpin dalam penerapan standar internasional berkelanjutan.

Pencapaian ini juga memberikan dorongan bagi industri konstruksi nasional untuk mengikuti jejak WIKA Beton dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Sebagai produsen beton terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, langkah pioneering WIKA Beton dalam meraih sertifikasi EPD internasional berpotensi menciptakan efek domino positif bagi transformasi industri konstruksi Indonesia menuju era yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. 

Leave a Comment