
Kembangkan Ekosistem Logistik Berbasis Rel di Jawa Tengah, Dirut KAI Adakan Pertemuan dengan Pemprov Jateng dan Bupati Batang

- Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Bupati Batang M Faiz Kurniawan, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (21/10).
Jakarta, RADARIKN -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung efisiensi rantai pasok nasional melalui pengembangan ekosistem logistik berbasis rel di wilayah Jawa Tengah.
Sebagai tindak lanjut dari inisiatif tersebut, Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Bupati Batang M Faiz Kurniawan, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (21/10).
Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan bahwa pertemuan tersebut membahas rencana pengembangan stasiun di wilayah Kabupaten Batang yang berada di wilayah KAI Daop 4 Semarang yang akan berfungsi sebagai simpul layanan logistik dan transportasi penumpang berbasis rel untuk mendukung konektivitas antarwilayah di Jawa Tengah.
“Ada dua hal utama yang tadi dibahas bersama Gubernur dan Bupati Batang. Pertama, rencana pembangunan dry port untuk mendukung angkutan logistik terpadu di wilayah Jawa Tengah. Kedua, pengembangan sistem aglomerasi transportasi penumpang agar mobilitas masyarakat dan pekerja dapat terlayani dengan lebih baik,” ujar Agus.
Agus menjelaskan, pembangunan dry port di wilayah Kabupaten Batang merupakan langkah strategis dalam mengantisipasi pesatnya pertumbuhan kawasan industri di Jawa Tengah. Saat ini, sejumlah kawasan industri seperti Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang, Kawasan Industri Kendal, dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menunjukkan perkembangan signifikan dengan potensi ratusan tenant besar yang membutuhkan dukungan logistik efisien dan berkelanjutan.
“Kawasan industri yang terus berkembang membutuhkan konektivitas logistik yang terintegrasi. Melalui dry port berbasis rel, KAI ingin menghadirkan solusi distribusi barang yang lebih cepat, ramah lingkungan, dan berbiaya kompetitif,” jelas Agus.
Agus menambahkan, pengangkutan barang menggunakan moda kereta api memiliki keunggulan efisiensi yang signifikan dibandingkan transportasi jalan raya. Dari sisi konsumsi bahan bakar, angkutan berbasis rel tercatat 6–8 kali lebih hemat dibandingkan moda truk, sehingga dapat menekan biaya logistik nasional sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon.
“Efisiensi ini menjadi alasan kuat mengapa kami ingin memperkuat jaringan logistik berbasis rel. Ke depan, dry port yang akan dibangun di Batang akan dirancang semodern mungkin dengan sistem bongkar muat (loading dan unloading) yang cepat, aman, dan terintegrasi dengan kawasan industri di sekitarnya,” imbuh Agus.
Selain untuk mendukung angkutan barang, KAI juga berkomitmen mengembangkan sistem aglomerasi transportasi penumpang di Jawa Tengah. Konsep ini akan menghubungkan sejumlah wilayah industri dan permukiman pekerja melalui layanan kereta commuterline berbasis listrik, seperti relasi Semarang – Batang – Pekalongan serta arah timur menuju Demak.
“Pola perjalanan pekerja di Jawa Tengah cukup dinamis. Dengan adanya sistem commuter line, mobilitas tenaga kerja dapat terlayani dengan lebih baik sekaligus mengurangi ketergantungan pada transportasi jalan raya,” tutupnya.
Leave a Comment