Menparekraf: Pemindahan Ibu Kota Jadi Komponen Peta Besar Menuju Indonesia Emas 2045

radarikn.id
  • Menparekraf Sandiaga Uno saat The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (10/1/2024). 
  • Kamis, 11 Januari 2024 - 08:55 WIB | Azkayra

Jakarta, RADARIKN -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/KaBaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa pemindahan ibu kota ke IKN (Ibu Kota Nusantara) menjadi komponen dari peta besar menuju Indonesia emas 2045. 

Hal tersebut dikatakan Menparekraf Sandiaga Uno saat The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (10/1/2024). 

“IKN ini kebanggaan kita, dan ini adalah ibu kota masa depan yang diperhatikan oleh dunia. Pemindahan ibu kota ini komponen dari peta besar kita menuju Indonesia emas 2045. Letaknya di tengah-tengah Indonesia di kawasan Timur Kalimantan, dan komitmen terhadap green dan sustainability-nya ini jelas tegas dalam rencana ke depan. Dan IKN ingin mengembalikan kejayaan flora dan fauna Kalimantan,” kata Menparekraf Sandiaga. 

Pemindahan ibu kota sebagai bentuk pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Nusantara. Sehingga program pembangunan tidak hanya terjadi di wilayah Jawa, melainkan di Kalimantan dan wilayah timur. 

“Ini bukan hanya sebagai langkah menuju Indonesia Emas 2045 tetapi menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia ini negara kepulauan terbesar di dunia, bukan hanya di Jawa tetapi kita menyamaratakan peluang dan pemerataan pembangunan itu di seluruh pelosok Nusantara,” kata Menparekraf. 

Pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN, dikatakan Menparekraf Sandiaga, sedang berjalan. Termasuk dalam sektor penunjang parekraf seperti pembangunan Hotel Nusantara dengan nilai investasi mencapai Rp20 triliun. 

Menparekraf juga terus mendorong desa wisata di sekitar IKN untuk membangun homestay sebagai alternatif hunian bagi wisatawan. 

“Itu menjadi salah satu alternatif hunian, karena mengedepankan kelestarian lingkungan, adat istiadat, dan kearifan lokal,” kata Menparekraf. 

Menparekraf menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan dan mewujudkan pembangunan dengan konsep sustainability forest city. 

“Ini adalah mimpi besar, pasti banyak pertanyaan, kuncinya kita tetap optimis dan menyampaikan semuanya secara konstruktif, bahwa ini sudah diputuskan menjadi undang-undang mari kita wujudkan dengan kolaborasi bersama,” kata Menparekraf. 

Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Alimuddin, mengungkapkan progres pembangunan fisik di proyek IKN telah mencapai 70 persen. 

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) pun akan kembali menjadwalkan peletakan batu pertama atau groundbreaking tahap empat proyek di IKN, Kalimantan Timur, pada 18 Januari 2024.

“InsyaAllah jika tidak berhalangan 18 Januari Pak Presiden berkenan lagi untuk groundbreaking, ada yang istimewa di groundbreaking ini, yaitu groundbreaking lalu peresmian,” kata Alimuddin. 

Langkah ini dilakukan untuk memberikan kepastian dan pembuktian serta kepercayaan kepada masyarakat dan investor soal keberlanjutan IKN. 

Sementara itu, Dirjen Informasi & Komunikasi Publik KemenKominfo, Usman Kansong, menjelaskan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mendukung IKN dengan konsep smart city telah selesai membuat desain jaringan telekomunikasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), dan segera mengimplementasikan melalui kolaborasi antarlembaga.

“Desain jaringan telekomunikasi sudah siap, sudah selesai, tinggal bagaimana mengimplementasikannya dan tentu perlu berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain misalnya dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), karena untuk membangun fiber optik tentu perlu ducting misalnya” kata Usman. 

Ia juga menjelaskan bahwa Kementerian Kominfo juga akan membangun Pusat Data Nasional (PDN) untuk menjadikan IKN sebagai kota cerdas (smart city).

Selain menyiapkan infrastruktur telekomunikasi dan digital, Kementerian Kominfo juga bertugas membuat strategi komunikasi publik terkait IKN.

Pertama, dengan mengorkestrasi dan mengelaborasikan komunikasi publik kementerian dan lembaga.

Kedua, membuat IKN Pedia yang berisi segala informasi tentang IKN, seperti progres pembangunannya, filosofinya, historisnya, hingga peran seluruh Kementerian.

“Jadi dia seperti wikipedia. Dia adalah living dokumen, jadi bisa kita update, kita ubah, kita koreksi, yang berisi data grafik, video-video segala macam jadi itu konvergensi media kira-kira seperti itu,” kata Usman Kansong.

Leave a Comment