
Pelaksanaan TKA Selesai, Peserta Didik Paket C Antusias Ikuti TKA
- Di SKB Kota Depok, TKA gelombang khusus diikuti oleh 240 peserta didik program Kejar Paket C atau setara SMA. Pelaksanaan TKA sendiri sudah berlangsung sejak Sabtu (8/11) dan sempat dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin.
Depok, RADARIKN -- Hari terakhir Tes Kemampuan Akademik (TKA) ditutup dengan pelaksanaan peserta gelombang khusus yang diikuti oleh murid dari satuan pendidikan nonformal dan informal (SPNF) di seluruh Indonesia, Minggu (9/11). Mereka berharap hasil dan sertifikat nilai TKA menjadi pengakuan kesetaraan hasil belajar mereka.
Di SKB Kota Depok, TKA gelombang khusus diikuti oleh 240 peserta didik program Kejar Paket C atau setara SMA. Pelaksanaan TKA sendiri sudah berlangsung sejak Sabtu (8/11) dan sempat dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Tatang menyampaikan apresiasi atas antusiasme para peserta dalam mengikuti TKA gelombang khusus ini. Menurut Tatang, TKA tidak hanya memiliki manfaat signifikan bagi murid sekolah formal, tetapi juga bagi peserta didik dari satuan pendidikan nonformal dan informal, baik sanggar kegiatan belajar (SKB) maupun pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
“TKA ini bisa sebagai penyetaraan jalur pendidikan dan memberikan kesempatan yang lebih setara bagi para murid dari lembaga pendidikan nonformal dan informal,” kata Tatang Muttaqin yang didampingi Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Baharudin, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok pada Sabtu (8/11).
Kepala SKB Kota Depok, Muchlis Abdillah, mengatakan bahwa sejak awal pihaknya memang mendorong semua murid untuk mengikuti TKA sebagai pengakuan kesetaraan atas hasil belajar mereka selama ini. “Jadi, mereka tidak perlu pusing lagi untuk mendapatkan pengakuan penyetaraan,” ujar Muchlis Abdillah.
Ikrar Ramadhan, salah satu peserta TKA, mengaku tak sabar menunggu hasil TKA. Meski tak ingin melanjutkan, ia berharap sertifikat nilai TKA miliknya bagus dan dapat digunakan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. “Tadi soalnya susah, terutama Bahasa Inggris. Tapi optimis saja. Lega rasanya sudah bisa menyelesaikan TKA,” ujar Ikrar usai menyelesaikan TKA.
Sementara itu, Agustina sebagai salah satu peserta TKA tertua di SKB tersebut mengaku antusias mengikuti TKA karena ingin menantang kemampuan dirinya dalam belajar. Selain itu, ia juga ingin menginspirasi cucunya untuk giat belajar. “Saya ingin buktikan kepada anak dan cucu saya bahwa menuntut ilmu tidak bisa dibatasi usia,” kata Agustina yang saat ini sudah berusia 57 tahun.
Agustina berharap, sertifikat nilai TKA yang ia peroleh bisa menjadi kebanggaan tersendiri karena merupakan bukti pengakuan kesetaraan terhadap hasil belajar yang telah ia lakukan selama dua tahun terakhir.
Di PKBM Bina Insan Mandiri, Kota Depok, hari terakhir TKA diikuti oleh 43 peserta. Nur Rohim, Kepala PKBM Bina Insan Mandiri, berharap sertifikat hasil TKA nantinya tidak hanya menjadi bentuk pengakuan kesetaraan bagi warga belajarnya saja, tetapi juga membuktikan kemampuan dan daya saing warga belajar di PKBM yang juga dikenal sebagai sekolah Master ini.
Di lokasi berbeda, Direktur PNFI, Baharudin, saat meninjau pelaksanaan hari terakhir TKA di PKBM Sultan Hasanudin, Bekasi, Jawa Barat menyampaikan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan TKA untuk peserta didik nonformal dan informal berjalan lancar dan sesuai dengan prosedur. “Kami melihat antusiasme para peserta didik nonformal dan informal sangat luar biasa selama dua hari ini. Untuk itulah kami ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia penyelenggara serta dinas pendidikan dan pihak terkait atas pendampingan dan pembinaan selama ini,” kata Baharudin, Minggu (9/11).
Sebagai pengganti ujian kesetaraan bagi murid pendidikan nonformal dan informal, Baharudin akan terus mendorong lembaga penyelenggara pendidikan nonformal, termasuk PKBM-PKBM, untuk mengikuti TKA gelombang susulan.
Sebagai informasi, gelombang khusus bagi warga belajar dari SPNF berlangsung selama dua hari, 8—9 November 2025. Total ada 130.538 peserta dari 6.128 SPNF di seluruh Indonesia yang terdiri atas SKB dan PKBM.

Leave a Comment