
Zine Making & Story Telling : Merekam Kerentanan & Kekuatan Perempuan Muda di Perkotaan

- Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk Songgoriti Youth Camp : Girl’s Stories. Program ini adalah kelanjutan dari Songgoriti Youth Camp 1 yang dilaksanakan pada tahun 2023, dan Songgoriti Youth Camp 2 yang diselenggarakan pada tahun 2024.
Malang, RADARIKN -- Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk Songgoriti Youth Camp : Girl’s Stories.
Program ini adalah kelanjutan dari Songgoriti Youth Camp 1 yang dilaksanakan pada tahun 2023, dan Songgoriti Youth Camp 2 yang diselenggarakan pada tahun 2024.
Ketiganya adalah bagian dari project yang masuk dalam skema kerjasama FISIP UB dengan Singapore University of Social Science (SUSS) dalam project Southeast Asia Neighbourhood Network (SEANNET), konsorsium peneliti kajian perkotaan yang telah dijalin sejak 2023.
Tahun 2025 program pengabdian kepada masyarakat ini menyasar perempuan muda di Malang Raya secara umum dan Songgoriti secara khusus yang memang menjadi lokus penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari project ini selama 3 tahun terakhir. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah menggali kerentanan perempuan muda di perkotaan dan membangun kekuatan mereka dalam berhadapan dengan kerentanan tersebut.
Kegiatan ini dikuti oleh 14 perempuan muda dari Malang Raya dan sekitarnya dengan rentang usia 14-22 tahun. Menghadirkan pemateri aktivis perempuan dan akademisi yaitu Reni Eka Mardiana (Rere) dari Women’s March Malang dan akademisi HI UB, Amalia Nur Andini, Ph.D (cand). Rere menyampaikan materi “Exploring Vulnerability & Power”, menjelaskan mengenai kerentanan perempuan muda, dan perlunya perempuan muda membangun solidaritas untuk menemukan kekuatan berhadapan dengan kerentanan tersebut.
Sedangkan Andini menyampaikan materi tentang Story Telling melalui media Zine.
Zine adalah singkatan dari fanzine, yaitu publikasi independen, suatu bentuk jurnalisme amatir yang biasanya berisi gambar dan tulisan, baik yang dibuat dengan tangan ataupun secara digital. Zine merupakan salah satu media yang biasa digunakan komunitas underground untuk memberikan informasi atau melakukan kritik subyektif terhadap sebuah isu.
Penggunaan media alternatif ini sering menjadi media perlawanan terhadap media mainstream, penyampai aspirasi, khususnya yang berisi kritik sosial, kegelisahan, kekecewaan, dan pesan lainnya yang dituangkan oleh para pembuat Zine (Zinester).
Oleh karenanya, selain mendapatkan materi dari narasumber, peserta diajak membuat Zine yang bercerita tentang pengalaman, perasaan, keinginan, dan cita-cita perubahan yang ingin mereka lakukan, baik atas diri sendiri maupun atas lingkungan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan bertumbuh.
Menurut Mely Noviryani, koordinator pengabdian kepada masyarakat ini yang juga adalah Ketua Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya, perempuan muda harus bisa mengenali kerentanannya di ruang manapun, terutama ketika lingkungannya berkembang melampaui kebutuhannya dan tidak melibatkan dan mempertimbangkan kebutuhan perempuan, terutama perempuan muda.
“Perempuan muda perlu memiliki kemampuan mengartikulasikan apa yang menjadi kebutuhannya, sehingga tidak selamanya berada di posisi yang rentan. “Zine merupakan media alternatif yang efektif dan inklusif bagi perempuan muda untuk menyalurkan aspirasi, kritik sosial, dan ekspresi diri. Zine berfungsi sebagai sarana pemberdayaan, pendidikan kritis, dan pembentukan komunitas solidaritas”, ujar Mely.
Dengan pembuatan Zine ini, diharapkan perempuan muda perkotaan dapat menemukan suara berbicara tentang kerentanan dan menemukan kekuatan mereka, serta membangun solidaritas untuk kehidupan di kota yang lebih inklusif dan berdaya.
Program pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung selama tanggal 17 sampai 18 Oktober 2025 di Kota Batu.
Leave a Comment