
Tim PKM Prodi HI UB Gelar FGD Bahas Rencana Pengembangan Eco-Edutourism Kawasan Sempadan Sungai Desa Pakis Kembar
- Penyampaian ide oleh Ketua Tim PKM dalam acara FGD (Sumber: Dokumen Pribadi)
Malang, RADARIKN -- Wilayah sempadan sungai di Dusun Tegal Pasangan, Desa Pakis Kembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, yang selama ini tercemar oleh limbah industri tahu rumahan dan limbah manusia (jamban), kini sedang menjadi daerah tujuan upaya konservasi sungai sekaligus pemberdayaan ekonomi sirkuler warga dengan fokus utama pada program
pengembangan desa wisata.
Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), akademisi Universitas Brawijaya bersama warga setempat menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan rencana induk pengembangan kawasan sempadan sungai Desa Pakis Kembar menjadi destinasi eco-edutourism (5/10/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh tim Pengabdian Kepada masyarakat dari Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Hubungan Internasional ini bertujuan untuk melanggengkan upaya konservasi sungai sekaligus memberdayakan ekonomi sirkuler masyarakat lokal, mengingat kawasan sempadan sungai di Desa Pakis Kembar sejauh ini belum terkelola secara optimal.
Meskipun sempat menjadi daerah sasaran bantuan luar negeri oleh USAID melalui program IUWASH PLUS yang berkonsentrasi pada aspek kebersihan air dan sanitasi (SDGs poin 6), masyarakat desa belum menunjukkan perubahan signifikan dalam perilaku sanitasinya sehingga upaya konservasi sungai tidak berjalan mulus. Oleh karena itu tim PKM melihat adanya potensi daerah sempadan sungai yang bisa dimaksimalkan menjadi daya tarik wisata edukatif.
FGD yang dilaksanakan tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan perangkat desa, Dinas Kabupaten Malang terkait, akademisi Universitas Brawijaya dari fakultas terkait, perusahaan swasta, tokoh masyarakat, hingga Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) setempat.
Diskusi berjalan dinamis, fokus pada pemetaan potensi, identifikasi tantangan, dan penggalian ide-ide kreatif dari masyarakat.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Anggun Trisnanto Hari Susilo, S. IP., M. IDEA., Ph.D., menyatakan bahwa konsep eco-edutourism dipilih karena sejalan dengan tren pariwisata
modern yang mengutamakan upaya konservasi alam dan nilai-nilai pendidikan.
Sehingga, ide ini kemudian dikemas menjadi tiga aspek besar yaitu pembentukan pusat pengelolaan limbah, pusat edukasi, dan pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diberi nama ‘Waste Center’.
"Kami melihat potensi di sempadan sungai Tegal Pasangan yang patut untuk dilakukan konservasi guna menjaga kelangsungan ekosistem sungai dan memberdayakan ekonomi masyarakat. Rencana kami adalah menciptakan sebuah destinasi di mana pengunjung tidak hanya rekreasi, tapi juga belajar tentang pentingnya menjaga sungai dan berinteraksi langsung
dengan kearifan lokal melalui kegiatan edukatif seperti pelatihan waste management yang bijak," ujar Dr. Anggun, saat ditemui menyampaikan idenya di FGD.
Rencana awal yang dibahas dalam FGD mencakup beberapa program unggulan, seperti pembuatan alat peraga dan video edukasi kampanye pengelolaan sampah, pelatihan pengelolaan sampah dengan bijak, dan pengembangan aplikasi sirkuler ekonomi msyarakat melalui program
jual beli sampah daring sebagai upaya mengurangi sampah secara mandiri juga sebagai bentuk sederhana dari waste management yang berkelanjutan.
Selain itu diskusi terkait pengadaan fasilitas pengelolaan sampah juga diusulkan, dengan upaya pemberian plastic cage, mesin pencacah sampah, komposter, transportasi pengangkutan sampah, dan fasilitas terkait lainnya yang akan menunjang keberhasilan konservasi sungai melalui eco-edutourism.
Sambutan hangat kemudian datang dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Dr. Ahmad Dzulfikar Nurrahman, S.T., M.T. Beliau mengungkapkan apresiasinya terhadap ide pengembangan eco-edutourism dan berharap inisiatif ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi warganya.
"Kami selaku Dinas Lingkungan Hidup sangat mendukung terobosan eco-edutourism ini. Kami juga siap memfasilitasi sarana yang mendukung upaya konservasi sungai di Desa Pakis Kembar dan membantu merumuskan master plan sebagai cetak biru program pengembnagan lingkungan dan ekonomi sirkuler masyarakat ini," tuturnya.
Hasil dari FGD ini selanjutnya akan segera ditindaklanjuti dengan penyusunan master plan detail dan program pendampingan bagi masyarakat. Tim pengabdian berkomitmen untuk mendampingi warga dalam beberapa tahap ke depan, mulai dari penyiapan infrastruktur dasar hingga pelatihan manajemen pengelolaan wisata.

Leave a Comment