
WIKA Beton Cetak Kepercayaan Investor Institusi, Kontrak Tembus Rp2,79 Triliun

- WTON berhasil mencatatkan kontrak baru senilai Rp2,79 triliun hingga September 2025, naik 2,88% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Proyek infrastruktur tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi 50,88%, disusul sektor industri 20,90% dan properti 12,42%.
Jakarta, RADARIKN -- Struktur kepemilikan saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) yang didominasi institusi terbukti menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Berdasarkan data terbaru per September 2025 yang dirangkum Simply Wall Street, komposisi pemegang saham institusi menunjukkan kepercayaan tinggi kalangan profesional terhadap prospek bisnis perseroan.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tetap mengukuhkan posisi sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 60% atau setara 5,23 miliar saham bernilai Rp512,5 miliar. Struktur kepemilikan ini memberikan stabilitas strategis yang diperlukan untuk ekspansi di sektor infrastruktur nasional.
Menariknya, kehadiran investor asing mulai mewarnai komposisi pemegang saham WTON. SAS Rue La Boétie, holding company yang mengendalikan Credit Agricole, tercatat memiliki 42 juta saham atau 0,48% dengan nilai investasi mencapai Rp4,1 miliar. Masuknya dana global ini terjadi di tengah peluncuran stimulus ekonomi pemerintah senilai Rp216 triliun yang mencakup program infrastruktur dan padat karya, menargetkan penyerapan 215.000 tenaga kerja hingga akhir 2025.
Sementara itu, institusi domestik juga menunjukkan komitmen kuat. Koperasi Karya Mitra Satya menempati posisi kedua dengan 4,41% kepemilikan (384,8 juta saham), diikuti BPJS Ketenagakerjaan Program JHT 2,79%, Taspen (Asuransi) 1,38%, hingga Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia dan berbagai manajer investasi.
Kinerja Operasional Mendukung Optimisme Investor
Kepercayaan institusi terbukti tidak salah tempat. WTON berhasil mencatatkan kontrak baru senilai Rp2,79 triliun hingga September 2025, naik 2,88% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Proyek infrastruktur tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi 50,88%, disusul sektor industri 20,90% dan properti 12,42%.
Yang menarik, sektor swasta mendominasi basis pelanggan dengan porsi 57,35%, menunjukkan diversifikasi yang sehat dari ketergantungan proyek pemerintah. Hal ini mengindikasikan daya saing produk WTON di pasar terbuka semakin menguat.
Perseroan juga tengah menggarap proyek-proyek strategis bernilai tinggi, termasuk MRT Jakarta Fase 2 CP 205 senilai Rp409 miliar yang akan rampung 2032, serta Jalur Ganda Kereta Api Elevated Solo yang memasuki fase akhir. WTON bahkan meluncurkan inovasi WIKA Beton Home (WHOME) untuk mendukung Program Strategis Nasional 3 Juta Rumah.
Peluang Emas di Tengah Stimulus Infrastruktur
Struktur kepemilikan institusi yang solid menjadi katalis penting bagi investor ritel yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor konstruksi. Kehadiran investor asing seperti SAS Rue La Boétie memberikan validasi internasional terhadap fundamental WTON, sementara dukungan BUMN dan dana pensiun memastikan stabilitas jangka panjang.
Program stimulus pemerintah Rp216 triliun yang fokus pada infrastruktur dan padat karya menciptakan peluang ekspansi signifikan bagi WTON. OJK juga mencatat peningkatan partisipasi investor asing dalam saham-saham sektor konstruksi dan infrastruktur, mengindikasikan tren positif yang berkelanjutan.
Dengan target kontrak baru Rp8 triliun untuk 2025 dan posisi kas yang sehat, WTON berada di jalur tepat untuk memanfaatkan gelombang pembangunan infrastruktur nasional. Bagi investor yang mencari eksposur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui sektor konstruksi, momentum ini layak dipertimbangkan serius.
Leave a Comment